Takengon (Antaranews Aceh) - Masyarakat di kawasan objek wisata Pante Menye, Danau Lut Tawar di Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, mulai mengembangkan wisata berkuda untuk lebih menarik minat kunjungan wisatawan ke tempat itu.

Ketua Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) Pante Menye, Hamdani di Takengon, Sabtu menyatakan, paket wisata berkuda tersebut secara resmi sudah mulai dibuka untuk umum, sehingga pengunjung dapat menikmatinya setiap hari Sabtu dan Minggu.

"Sebagai permualaan kita hanya buka untuk hari Sabtu dan Minggu. Kedepannya kita akan terus kembangkan," tutur Hamdani.

Paket wisata berkuda ini, kata Hamdani, bisa dimanfaatkan oleh setiap pengunjung untuk menikmati perjalanan menunggang kuda menyusuri rute sepanjang tepian Danau Lut Tawar di kawasan objek wisata Pante Menye.

"Kita sediakan dua paket perjalanan. Pertama perjalanan penuh sepanjang kawasan Pante Menye dengan tarif Rp20 ribu. Paket kedua adalah perjalanan separuh kawasan Pante Menye dengan tarif Rp10 ribu. Ini untuk promosi awal, nanti akan kita sesuaikan lagi," sebut Hamdani.

Hamdani menjelaskan pihaknya dalam hal ini ingin mencoba mengembalikan budaya awal masyarakat di kawasan tersebut yang dalam sejarahnya dikenal bahwa tradisi berkuda di tengah masyarakat Gayo saat ini berasal dari wilayah Kecamatan Bintang.

"Ini merupakan ide dan partisipasi dari kelompok masyarakat yang memiliki kepedulian dan kecintaan terhadap pengembangan wisata di sini," tuturnya.

"Jadi setelah terbentuknya Pokdarwis ini kedepannya kita bertujuan mengembangkan potensi wisata menyeluruh di Kecamatan Bintang ini. Dan yang ingin kita jual itu adalah budaya masyarakatnya," ujar Hamdani.

Lanjut dia bahwa selain paket wisata berkuda, kedepannya Pokdarwis yang sudah terbentuk juga akan mengembangkan paket wisata budaya Resam Munoling yakni mempertunjukkan tradisi masyarakat di sana dalam melakukan proses memanen padi secara tradisional mulai dari proses awal hingga akhir.

"Kita merencanakan nantinya pengunjung juga bisa ikut merasakan langsung terjun ke sawah bersama masyarakat melakukan proses tradisional dalam tata cara memanen padi, sesuai kearifan lokal masyarakat di sini pada masa lampau yang saat ini tradisi itu sudah hilang di tengah masyarakat," tutur Hamdani.

Dia berharap kedepannya semua pihak termasuk pemerintah daerah setempat dapat mendukung tujuan pengembangan wisata yang diusung oleh Pokdarwis Pante Menye.

Sementara untuk paket wisata berkuda yang sudah mulai berjalan saat ini, kata Hamdani, pihaknya juga berharap pemerintah daerah dapat mendukung penambahan jumlah kuda yang bisa dikelola oleh Pokdarwis Pante Menye untuk terus mengembangkan paket wisata tersebut.

"Termasuk kita harapkan mendukung pembangunan fasilitas yang diperlukan, seperti membangun jalur khusus untuk perjalanan menunggang kuda, tempat parkir, homestay, lampu taman, dan fasilitas lainnya untuk menunjang pengembangan objek wisata Pante Menye," tutur Hamdani.

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018