Sabang (Antaranews Aceh) - Sejumlah wisatawan asing terlihat antusias menyaksikan penampilan seni budaya tradisional asal provinsi paling ujung barat Indonesia di Dermaga Container (CT-3) Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS), Sabtu.

Bahkan wisatawan asing itu mengabadikan gambar melalui handphone selulernya penampilan tari tradisional Aceh yang ditampilkan sekelompok kaula muda pelaku seni asal Kota Sabang.

Ada pun seni budaya tradisional etnik Aceh yang ditampilkan pada "Festival Khanduri Laot" atau kenduri laut tersebut meliputi, "Seni Tutur Papa" atau menyapa para tamu undangan, "Rapai Geleng" dan tarian "Tarek Pukat".

Seni tutur papa merupakan kebisaan masyarakat provinsi paling ujung barat Indonesia untuk menyapa para tamu undangan sembari berbalas pantun.

Rapai Geleng sendiri merupakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh kekompakan dalam lingkungan masyarakat.

Kemudian, Tari Tarek Pukat sendiri terinspirasi dari tradisi menarek pukat atau menarik jala dan sering dilakukan masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan.

Kedatangan wisatawan asing itu disambut langsung duta wisata Cut Abang dan Cut Adek Kota Sabang di Gampong (desa) Kuta Bawah Timu, Dermaga CT-3 BPKS.

Dan diketahui, turis asing itu berasal dari Australia, Malaysia, Germany, Amerika serta New Zealand merupakan peserta Sabang Marine Festival (SMF) ke-IV yang diselengrakan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) dan berlangsung dari 26 hingga 30 April 2018.

Pemerintah Kota Sabang memfasilitasi pengelaran "Fertival Khanduri Laot" untuk mempromosikan budaya masyarakat pesisir agar kunjungan wisatawan terus meningkat ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

"Festival khanduri laot baru pertama kali diselenggarakan secara serentak di Kota Sabang dan ini akan menjadi even tahunan Pemerintah Kota Sabang untuk meningkatkan kunjungan wisatawan," kata Wali Kota Sabang Nazaruddin.

Walikota mengakui, khanduri laut sudah menjadi budaya masyarakat pesisir dan sebagai wujud syukur atas hasil yang selama ini dipeloreh di laut.

Festival khanduri laot menampilkan sejumlah atraksi seni budaya masyarakat pesisir diantaranya, atraksi budaya melaut atau labuh pukat di teluk Sabang, sajian kuah beulangong (kuliner khas Aceh) dan pentas pesona budaya masyarakat pesisir paling ujung barat Sumatera.

Ada pun rangkaian Festival Khanduri Laot dari, 27 April hingga 1 Mei 2018 menampilkan sejumlah produk kreatifitas hasil karya masyarakat pesisir di Dermaga CT-3 BPKS Sabang.

Kemudian, zikir akbar, khanduri untuk Aulia 44 keramat dan anak yatim serta dialog budaya sekaligus silaturrahmi antar Panglima Laot (Panglima Loat) atau Lembaga Adat laut se-Aceh yang akan berlangsung pada Minggu (29/4) di Sabang.

Pewarta: Irman Yusuf

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018