Singkil (Antaranews Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh dinilai tidak peduli terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yang sudah bertahun-tahun hidup ketakutan karena erosi sungai yang semakin parah.

"Pemkab Aceh Singkil sudah tiga tahun terakhir mengabaikan alur Sungai Desa Pulosarok yang mengalami erosi sehingga mengakibatkan warga harus menggeser rumahnya," kata Linggo, warga Pulosarok, Kecamatan Singkil, di Singkil, Sabtu.

Warga menilai Pemkab Aceh Singkil terlalu lamban merespon sehingga warga sekitar terpaksa harus menggeser rumah mereka berjarak belasan meter yang tadinya berada sangat dekat dengan sungai.

Linggo menyampaikan, warga setempat mengeluh, karena laporan mereka setiap tahun kepada pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Singkil tidak begitu direspon, apalagi ditindak lanjuti untuk penangganan.

Kondisi permukiman masyarakat setempat sudah sangat mengkhawatirkan, kikisan di tepi alur sungai yang merupakan jalur lintasan armada nelayan menuju kuala Singkil itu telah longsor, sehingga lahan permukiman warga sudah banyak berjatuhan ke sungai.

"Pemerintah terlalu lamban merespon sehingga rumah kami terpaksa di geser belasan meter menghindari erosi sungai atau abrasi pasang laut," ujarnya.

Sebelumnya perihal kondisi tersebut pernah dikonfirmasi kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Aceh Singkil, Muzni, namun pihak dinas tersebut belum dapat melakukan penanganan karena tidak ada dasar laporan pihak terkait.

Belum ada laporan pihal BPBD ke pihaknya, sehingga hal itu terabaikan, terlebih lagi masih banyak permasalahan longsor, erosi sungai, dan pendangkalan sungai, membuat mantan Kepala Perumahan PU Provinsi Aceh tersebut geleng-geleng kepala.

"Kita akan terus berupaya, namun mengharapkan dana provinsi, sebab APBK selalu sempit dari tahun ke tahun gali lobang tutup lobang," demikian Muzni.

Pewarta: Khairuman

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018