Banda Aceh (Antaranews Aceh) - KONI Aceh mulai melaksanakan Pemusatan latihan daerah (Pelatda) sentralisasi untuk meningkatkan perolehan medali emas dan peringkat menjadi 11 pada PON XX/2020 di Papua.

"Kita menargetkan menaikkan peringkat Aceh dari 17 di PON XIX/2016 Jawa Barat bisa naik ke urutan 11 di PON XX/2020 Papua," kata Ketua Harian KONI Aceh, Kamaruddin Abubakar pada konfrensi pers tentang dimulainya Pelatda sentralisasi di Banda Aceh, Senin.

Kamaruddin yang didampingi Sekretaris Umum KONI Aceh, M Nasir, Wakil Ketua Umum Bidang Pembinaan Prestasi, Bachtiar Hasan, Bendahara KONI Aceh, Kenedy Husen menyatakan, pembinaan atlet melalui Pelatda sentralisasi suatu upaya untuk meningkatkan perolehan medali emas dan peringkat Aceh di PON Papua.

Pada PON XIX/2016 di Jawa Barat, Aceh meraih 8 medali emas, 7 perak dan 9 perunggu, berada di peringkat 17 dari 34 provinsi.

Ia menyebutkan, pembukaan Pelatda sentralisasi dilakukan 12 Juli 2018, sedangkan pelaksanaannya sudah dimulai 1 Juli.

"Mari kita kawal atlet yang menjalani Pelatda," pinta Kamaruddin Abubakar yang akrab disapa Abu Razak ini.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Pembinaan Prestasi KONI Aceh, Bachtiar Hasan menjelaskan, pembinaan sudah dimulai sejak 2017 terhadap 47 atlet peraih medali di PON XIX/2016 Jabar dan kejuaraan nasional (Kejurnas) 2017.

Pembinaan para atlet tersebut ditangani oleh 16 pelatih. "Begitu selesai PON, saat itu langsung kita lakukan pembinaan dan Pelatda sentralisasi ditangani langsung KONI Aceh," katanya.

Kecuali itu, sebutnya, juga ada pembinaan atlet melalui Pelatda desentralisasi yang berjumlah 70 atlet. Pembinaan desentralisasi ini dilakukan oleh pengurus cabang olahraga masing-masing yang dipantau serta didukung KONI Aceh.

Bachtiar menjelaskan, Pelatda sentralisasi dan desentralisasi merupakan pembinaan lanjutan tahun ini, sedangkan Pelatda 47 atlet sentralisasi berasal dari 13 cabang angkat besi, atletik, panahan, tarung derajat, kempo, karate, pencak silat, soft tenis, petang, muaythai, menembak, tinju dan arung jeram.

Katanya, atlet yang menjalani Pelatda sentralisasi dan desentralisasi berlangsung hingga mengikuti PORA XIII 18 - 25 November 2018 di Aceh Besar. Evaluasi akan dilakukan Desember.

Kegiatan pembinaan berkesinambungan hingga 2019 guna menghadapi Pra PON dan Porwil sebagai ajang kompetisi untuk lolos PON XX/2020 Papua.

Sementara Sekretaris Umum KONI Aceh, M Nasir menambahkan, diantara atlet yang masuk Pelatda sentralisasi dari cabang baru yaitu muaythai, petanque, arung jeram dan soft tenis. Atlet dari cabang baru tersebut meraih prestasi di Kejurnas 2017.

"Parameter atlet yang masuk Pelatda sentralisasi berdasarkan prestasi meraih medali di PON Jabar, even nasional dan Kejurnas 201," jelasnya.

Dalam kesempatan terserbut, Nasir juga menyampaikan bahwa KONI Aceh juga akan melaksanakan rapat anggota pada 21 - 22 Juli di Banda Aceh. Rapat ini akan dikuti 52 pengurus provinsi cabang olahraga dan fungsional, serta 23 KONI kabupaten/kota di Aceh.

Nasir menyebutkan, suatu agenda penting pada rapat anggota KONI Aceh adalah pemilihan dan penetapan tuan rumah PORA XIV/2022.

"Tuan rumah PORA dipilih oleh Pengprov dan KONI kabupaten/kota," katanya.

Dijelaskannya, KONI Aceh sebelumnya telah membentuk tim penjaringan dan penyaringan tuan rumah PORA XIV 2022 yang diketuai Faisal Saifuddin yang juga Wakil Ketua Umum KONI Aceh Bidang antar lembaga.

Pendaftaran bakal calon tuan rumah dibuka sejak 5 Juni 2018. Saat pendaftaran ditutup 29 Juli, kabupaten/kota yang mendaftar yaitu Pidie, Langsa, Lhokseumawe, Aceh Jaya tandem Aceh Barat, dan Nagan Raya.

Pewarta: Sudirman

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018