Singkil (Antaranews Aceh) - Pelayaran antarpulau di Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, yakni dari Pelabuhan Pulosarok menuju Pelabuhan Nanda dan Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak, terhenti akibat cuaca extrim dalam tiga hari terakhir ini.

Yusda Salah seorang Nakhoda Kapal Motor (KM) Nela Rizki kepada wartawan Rabu di Singkil mengatakan, kapal barang kargo type GT 12 yang dibawanya setiap hari kini sudah 3 hari tidak melaut karena cuaca ekstrim.

"Barang-barang yang diangkut berupa beras, ikan, air kemasan isi ulang, elpiji dan kebutuhan pokok lainnya," ujarnya.

"KM Nela Rizki yang saya nakhodai terpaksa bersandar sementara di Pelabuhan Nelayan Pulosarok, karena cuaca sangat ekstrim di Samudra Hindia dari Singkil menuju Pulau Balai," ujarnya.

Diprediksi, lanjut Yusda, cuaca buruk akan berlangsung dua hari kedepannya lagi yakni hari Kamis, namun bila Kamis malam masih ada badai, kemungkinan cuaca buruk akan terus berlangsung sepekan ke depan.

Hal itu merupakan prediksi pada umumnya nelayan dan para pelaut di perairan Aceh Singkil.

Tantangan cuaca buruk rute Singkil - Pulau Banyak, ungkap Yusda yang sudah 11 tahun malang melintang di dunia kelautan, pada umumnya bukan hanya menghadapi angin barat yang sangat kencang 110 Km/jam dan ketinggian gelombang 3 meter, tapi juga menghadapi dahsyatnya anging puting beliung yang berpotensi memutar dan membenamkan kapal.

Dikatakannya, bila menghadapi badai di perairan antara Singkil - Pulau Banyak dalam tempo maksimal 2 jam, maka nakhoda harus mengurangi kecepatan kapal.

"Jarak tempuh kapal kayu dari Pelabuhan Pulosarok, Singkil menuju pelabuhan Nelayan Elo Kombi (Nanda) Pulau Balai, Aceh Singkil selama 3 jam, tapi bila menghadapi badai di tengah laut bisa sekitar 5 hingga 7 jam.

Menjawab pertanyaan wartawan terhentinya pelayaran, para awak atau nakhoda mengalami kerugian barang-barang belanja seperti sayur mayur dan bahan makanan yang tidak bisa bertahan lama dan banyaknya pengeluaran biaya hidup selama di Singkil.

Kemudian Yusda mengemukakan ada 7 unit kapal kayu yang beroperasi setiap hari rute Singkil - Pulau Balai yang juga membawa penumpang dengan tarif Rp30 ribu per orang.

Dirinya juga tidak menampik kendati kapal kayu yang dia bawa dan kenali di atas rata-rata 6 GT hingga 12 GT pihaknya mengaku masih kekurangan jaket pelampung.

"Jaket pelampung bagi kapal kami masih sangat kekurangan, semoga pemerintahan setempat mau memberikan bantuan fasilitas pengaman bagi kapal barang rute antar pulau di Kota Singkil," ujarnya.

Kemudian sambungnya kendala lain yang dihadapi yakni Kuala Singkil yang dangkal bila pasang surut dan tak jarang lambung kapal kandas bila melintas di kawasan itu.

Pewarta: Khairuman

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018