Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Blang Bintang di Aceh Besar menyebut, terdapat delapan titik panas terdeteksi oleh satelit berada di provinsi paling ujung Utara di Sumatera.

"Hari ini, delapan titik panas terpantau satelit di Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blang Bintang, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Senin.

Jumlah titik panas ini, katanya, bertambah tiga titik dan tersebar di tiga kabupaten/kota di Aceh. Dari sebelumnya pada Ahad, (12/8) sore, terdeteksi cuma lima titik panas di dua daerah, yakni Aceh Utara dan Bener Meriah.

Ia merinci, pantauan satelit yang dipakai dengan menggunakan teknologi sensor modis, yakni Terra, Aqua, dan Suomi NPP, ketiga titik panas di Aceh Utara masih bertahan di satu kecamatan, yakni Sawang.

Lalu dua titik panas di Bener Meriah yang merupakan salah satu daerah dataran tinggi, dan penghasil kopi dengan kualitas ekspor di wilayah Tengah di Aceh, masih terkonsentrasi di Kecamatan Permata.

Terakhir tiga titik panas terpantau di tiga daerah, yakni masing-masing Gayo Lues di Kecamatan Putri Betung, kemudian Aceh Selatan di Kecamatan Trumon, dan Subulussalam di Kecamatan Sultan Daulat.

"Hanya satu dari total delapan titik panas, kita duga sebagai titik api akibat kebakaran hutan dan lahan. Sebab satu titik panas ini, memiliki tingkat kepercayaan 77 persen berada di Kecamatan Permata, Bener Meriah," tegas Zakaria.

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), mengklaim seluas 347,12 hektare hutan dan lahan, terutama gambut kering dalam kondisi hangus terbakar selama dua bulan terakhir 2018 di Aceh.

"Total lahan terbakar periode Juni dan Juli 2018 tercatat 347,12 hektare di delapan kabupaten," ucap Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek.

Ia menerangkan, ke delapan kabupaten di provinsi paling barat di Indonesia ini, yakni Aceh Selatan merupakan daerah kebakaran terluas di tahun ini tercatat 181,12 hektare dengan tiga kali terbakar.

Lalu salah satu daerah dataran tinggi merupakan penghasil kopi berkualitas ekspor, yaitu Aceh Tengah seluas 57 hektare dengan tiga kali terbakar, dan wilayah pesisir barat yakni Nagan Raya sejumlah 37 hektare dengan dua kali terbakar.

Terakhir Aceh Barat luas lahan terbakar 32 hektare dalam tiga kali kejadian, Aceh Besar 14 hektare enam kali terbakar, Aceh Barat Daya dan Bener Meriah sama-sama 10 hektare dengan satu kali terbakar, dan Aceh Jaya seluas enam hektare dengan satu kali terbakar, rinci Dadek.
 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018