Meulaboh (Antaranews Aceh) - Seorang produsen terasi udang skala industri rumah tangga di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, membutuhkan bantuan modal dan peralatan dari pemerintah agar usahanya bisa berkembang.

Ismail (42) perajin terasi udang di Desa Peunaga Paya, di Meulaboh, Sabtu, mengatakan, peminat produk terasi udang sangat tinggi, tetapi tidak seluruh permintaan bisa dipenuhinya karena keterbatasan kapasitas produksi.

"Permintaan banyak, ada yang pesan, tetapi usaha saya terbatas dalam memproduksi terasi karena faktor modal usaha serta fasilitas yang mendukung. Selama ini masih dikerjakan secara manual," katanya saat ditemui wartawan di rumahnya.

Kawasan pesisir Aceh Barat terdapat bahan baku melimpah yakni udang sabu dan udang jambu, akan tetapi tidak ada modal untuk dikembangkan untuk skala industri lebih besar sehingga jumlah produksi yang selama ini dilakukan hanya untuk jangka pendek.

Belum lagi saat terpengaruh oleh kondisi cuaca tidak mendukung, di saat musim penghujan dirinya tidak bisa bekerja karena tidak ada peralatan yang canggih untuk penyimpanan dan pengolahan bahan baku udang.

Ismail, mengakui pernah mendapat bantuan dari pemerintah dalam pengadaan sarana peralatan pengolah bahan baku, akan tetapi peralatan itu masih kecil dan skala rumah tangga sehingga tidak imbang dengan jumlah produksi yang dibutuhkan.

"Ada mesin pengilingan bahan baku, tetapi kecil dan yang membuat sulit tidak ada tempat penyimpanan ketika ada bahan baku yang belum bisa diolah karena hujan. Tetapi yang paling saya butuhkan adalah modal untuk membeli stok bahan baku,"sebutnya.

Peralatan yang dimiliki saat ini hanya mampu mengolah 3-5 kilogram bahan baku per hari

Ismail, menjual terasi udang produksinya itu seharga Rp5.000 per batangan, ukuan besar itu bisa dijual lagi oleh pedagang dengan harga yang relatif murah, merek produk industri rumah tangga yang dihasilkan adalah "Terasi Gudang Udang".

Ia berharap, Pemerintah Daerah dapat memberikan perhatian lebih kepada industri skala rumah tangga sehingga bisa berkembang, setidaknya dengan modal usaha lewat koperasi atau pun lewat per bankan sehingga usaha demikian tetap berjalan.

"Pada saat musim udang rebon kita dapat membeli bahan baku Rp35 ribu per kilogram, padahal kalau ada modal banyak bisa sebagai stok. Apabila usaha lancar, ke depan bisa mencari peluang pasar lebih luas," katanya.
 

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018