Meulaboh (Antaranews Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh terpaksa mengembalikan sebagian besar dana pusat yang harusnya dikucurkan untuk pembangunan Daerah Irigasi Alue Diam, Kecamatan Woyla Timur.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Amran Yunus di Meulaboh, Rabu mengatakan, proyek pekerjaan itu hanya terealisasi 39 persen dari total anggaran Rp2,1 miliar pada tahun 2016, kegiatan dihentikan karena faktor cuaca menghambat aktivitas pekerjaan.

"Hanya terealisasi 39 persen atau dengan anggaran Rp800 juta lebih, sisanya dana itu tidak ditransfer ke daerah. Dan pelaksana proyek diberi sanksi wanprestasi berupa pemutusan kontrak karena dianggap lalai," ucapnya.

Hal tersebut merespon tudingan aktivis Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh Barat terhadap pekerjaan tersebut yang terbangkalai, warga beberapa desa di kawasan pembangunan DI Alue Itam padahal sudah menanti proyek itu tuntas dikerjakan.

Menurut Amran, pemerintah hanya membayarkan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan pihak perusahaan, dari masa kontrak 150 hari yang dimulai sejak 25 Juli hingga 21 Desember 2016 untuk pembangunan pintu pembagian air (intake) dan saluran.

Tidak selesainya pekerjaan yang dilakukan CV Ababil itu sendiri, kata Amran, disebabkan oleh cuaca ekstream yang terjadi pada saat itu, sehingga pihak perusahaan pekerja proyek tidak bisa mengangkut material kelokasi proyek.

"Kami tidak mau mengambil risiko atas tidak selesainya proyek itu sesuai target sehingga mengambil sikap untuk menghentikan proyek itu. Kemudian perusahaan rekanan itu sudah diusulkan dalam daftar hitam atau di blacklist," katanya lagi.

Sementara itu, PPK proyek jembatan gantung di Desa Cot Punti, Beni Hardi, menyampaikan, proyek pekerjaan jembatan gantung bernilai pagu anggaran Rp2,6 miliar dari dana hibah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Hal yang dipermasalahkan adalah oprit jembatan, itu memang tidak ada item dalam kegiatan pembangunan jembatan dan pekerjaan sudah selesai 100 persen, kemudian juga telah dilakukan audit oleh Inspektorat Aceh Barat, tidak ada masalah," katanya.

Disebutkan, pekerjaan pembangunan Jembatan Gantung sepanjang 140 meter itu cukup sulit, terutama menghadapi kondisi sosial masyarakat sekitar, tetapi tetap dilakukan karena sangat dibutuhkan untuk menghubungkan antar desa.

Pihak rekanan bersedia membuat oprit seadanya dari bahan pasir dalam karung goni agar segera bisa dilintasi warga, kemudian masyarakat sekitar berswadaya untuk membuat semen agar lebih yakin bisa dilewati kendaraan roda dua.
 

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018