Sabang (Antaranews Aceh) - Para nelayan di Kota Sabang, Provinsi Aceh, dilarang keras melakukan penangkapan ikan menggunakan jaring dua mil dari lepas pantai wilayah tersebut. 

"Wilayah ini (Ie Meulee) dua mil dari lepas pantai tidak boleh menangkap ikan pakai jaring," kata Panglima Laot (Lembaga Adat Laut) Lhok Ie Meulee, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Provinsi Aceh Saiful Basri di Sabang, Jumat. 

Ia menyampaikan, jika ada masyarakat nelayan wilayah tersebut melakukan penangkapan ikan dikawasan terlarang, maka pihaknya akan memberikan sanksi tegas.

"Dua tahun lalu ada nelayan yang menangkap ikan dikawasan terlarang menggunakan jaring dan 'boat' yang digunakan beserta alat tangkap kami sita," ujar Panglima Laot Wilayah Ie Meulee yang sering disapa Yah Goh. 

"Pemerintah telah menetapkan kawasan ini sebagai wilayah konservasi dan nelayan tradisional melakukan penangkapan ikan diatas dua mil dari lepas pantai," tambah Panglima Laot Lhok Ie Meulee, Sabang.

Yah Goh juga menyampaikan, para nelayan kepulauan paling ujung barat Indonesia dominan melaut menggunakan boat thet-thet 5 gross tonnage (GT) dan menangkap ikan dengan cara tradisional sebagaimana yang dilakukan para nelayan terdahulu.

"Penetapan wilayah konservasi ini sebagai upaya untuk menyelamatkan ekosistem yang mengalami degradasi," pungkasnya yang turut didampingi belasan masyarakat nelayan setempat. 

Kepulauan terluar paling ujung barat Sumatera yang dikelilingi Selat Malaka dan Samudra Hindia meliputi lima pulau, di antaranya Pulau Weh, Klah, Seulako, Ruboliah, dan Rondo, kemudian sepanjang tahun hanya dilanda dua musim yakni timur dan barat.

Pewarta: Irman Yusuf

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018