Jakarta (Antaranews Aceh) - Ketua Asosiasi Rumah Sakit Vertikal Indonesia (ARVI) Prof dr Abdul Kadir menilai pendeteksian dini terhadap penyakit kanker dapat memaksimalkan kesembuhan.

Oleh karenanya, paradigma masyarakat dalam menangani penyakit kanker harus berubah yakni dari kuratif atau pengobatan menjadi preventif atau pencegahan, katanya di Jakarta, Kamis.

Pasalnya, diakui Abdul, penyakit kanker yang terlambat ditangani akan sulit untuk disembuhkan.

Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais ini mengatakan rata-rata pasien kanker yang datang ke RS Dharmais merupakan pasien yang menderita kanker stadium lanjut.

"Rata-rata yang datang ke Dharmais yang stadiumnya tiga dan empat, diobati pun komplikasinya tinggi," katanya dalam seminar Perlindungan Hak Pasien Kanker Perempuan atas Akses Pelayanan Kesehatan Berkualitas di Era JKN.

Abdul menyebut, pengobatan preventif menurut dia, sangat menekan biaya pengobatan serta meningkatkan kemungkinan kesembuhan pasien.

Pengobatan preventif tersebut dilakukan dengan melakukan deteksi dini dan skrining terhadap pasien.

"Kalau semua masyarakat sadar melakukan deteksi dini, maka diharapkan kanker ditemukan pada stadium awal. Kalau stadium awal, dengan operasi bisa sembuh 100 persen karena semakin rendah stadium, survival rate-nya semakin tinggi," katanya.

Ia menuturkan, dengan deteksi dini maka pasien bisa mengurangi biaya pengobatan sekitar 61 persen dibanding dengan pasien kanker yang sudah menderita kanker stadium lanjut.

"Kementerian Kesehatan sekarang sedang berusaha merubah paradigma kesehatan. Deteksi dini dan skrining harus digalakkan. Cegah jangan sampai terjadi kanker," katanya.

Pewarta: Anita Permata Dewi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018