Banda Aceh (ANTARA) - Masyarakat di Provinsi Aceh diminta lebih aktif melakukan deteksi dini penyakit kanker ke rumah sakit, sebagai upaya pencegahan sekaligus menekan angka kematian akibat penyakit itu.
“Kanker bisa dihindari dengan pola gaya hidup sehat, sekaligus percepatan deteksi dini,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Banda Aceh Munthadar saat peringatan Hari Kanker Sedunia 2023 di Banda Aceh, Minggu.
Ia menjelaskan kanker bukan penyakit menular, namun mematikan. Dalam momentum peringatan Hari Kanker Sedunia 2023, diharapkan semua orang ikut memperhatikan terhadap penanganan penyakit kanker.
Baca juga: Warga Aceh aksi cukur botak bareng dukung pejuang kanker
Dokter spesialis bedah anak itu mencontohkan kanker pada anak yang ditentukan pada usai triwulan pertama kehamilan, saat proses pembentukan jaringan di embrionik, sehingga ketika ada masalah pada pertumbuhan sel tersebut bisa terjadi keganasan,
“Jadi begitu lahir, tumor sudah ada. Maka para ibu sangat diperlukan untuk menjaga makanan ketika hamil,” ujarnya.
Data Global Cancer Statistics 2020, di Indonesia terdapat 396.914 kasus baru kanker dengan 234.511 kematian. Jumlah kasus baru kanker diperkirakan akan mencapai 489.800 kasus pada 2030.
Pada 2020, Kementerian Kesehatan mencatat kasus kanker paling banyak di Indonesia kanker payudara sebanyak 65.858 kasus dan kanker serviks sebanyak 36,633 kasus.
Dokter ahli kanker serviks RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dr Munizar SpOG mengatakan dari berbagai jenis kanker, khusus kanker serviks, sudah diketahui penyebabnya, yaitu akibat Human Papilloma Virus (HPV).
Oorganisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mencanangkan eliminasi kanker serviks pada 2030.
“Jadi virus ini sudah diketahui, dan sudah diketahui cara pencegahannya, tapi sampai sekarang kanker serviks masih menjadi momok,” ujarnya.
Di Aceh, kata dia, saat ini masyarakat masih malu menyampaikan kalau dirinya menderita kanker serviks. Padahal penyakit ini mematikan dan bisa dicegah dengan cepat dengan tata laksana penanganan.
Baca juga: Deteksi dini gejala kanker ovarium lewat faktor risiko
“Maka kita berharap masyarakat bisa lebih terbuka, apalagi RSUD Zainoel Abidin sudah membuka layanan penyakit kanker. Setiap hari ada kunjungan kanker serviks ke poliklinik,” ujarnya.
Munizar juga meminta masyarakat untuk mendukung program vaksinasi kanker dan deteksi dini melalui pemeriksaan pap smear atau tes IVA. Pemeriksaan itu bisa dimulai pada usia 30 tahun atau sudah aktif secara seksual.
“Kanker serviks salah satu kanker yang sangat bisa dicegah, caranya melalui vaksinasi, pap smear atau tes IVA. Kita sudah mampu tangani kanker serviks, saat ini kita punya tiga ahli kanker kandungan yang siap melalukan tindakan pencegahan maupun tindakan tata laksana pasien kanker,” ujarnya.
Baca juga: Sadari bagi penyintas kanker payudara dan wanita usai haid