Meulaboh (Antaranews Aceh) - Usaha pengolah ikan kayu (keumamah) di Kabupaten Aceh Barat, saat ini berinovasi dalam memproduksi pakan dari bahan baku limbah ikan sebagai nilai tambah untuk memperlancar bisnis sektor perikanan di daerah itu.

"Biasanya kotoran dan tulang benulang ikan kami buang. Namun inovasi ini muncul ketika pemilik dari usaha pakan mengajari. Rekan saya yang berasal dari luar kota," kata pemilik usaha di Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Ridwan, di Meulaboh, Jum`at.

Ia berkata bahan baku pakan yang saat ini diproduksi mereka berasal dari limbah ikan tongkol, karena bahan baku untuk pembuatan ikan kayu dari komoditas tongkol, sehingga semua limbah dari ikan tersebut dimanfaatkan untuk bahan pakan.

Pakan yang diproduksi usahanya tersebut bisa digunakan untuk berbagai jenis kebutuhan, baik untuk pakan ternak, unggas hingga pakan untuk perikanan air tawar seperti jenis ikan nila, ikan mas, mujair, lele dan sebagainya.

Di tengah keterbatasan bahan baku dan modal usaha, industri skala rumah tangganya tersebut mampu berproduksi 1 ton sampai 1,5 ton pakan per bulan, pakan tersebut dilepas ke pasar lokal yakni pedagang di Aceh Barat dan pedagang di ibu kota provinsi.

"Usaha pakan baru berjalan satu tahun ini, selama ini yang sudah terbangun usaha pengolahan ikan kayu untuk dipasarkan ke Meulaboh dan ke provinsi. Tentunya ini sangat membantu petani tambak dan peternak unggas apabila membeli di sini," sebutnya.

Limbah ikan berupa tulang - tulang yang telah dipisahkan dari daging direbus untuk memisahkan sisa daging pada tulang, setelah itu dijemur dan barulah diolah menjadi pakan sesuai yang dikehendaki, namun lebih banyak untuk pakan ikan air tawar.

Ridwan, menyampaikan, usaha inti yang dilakukan sebenarnya adalah pengolahan ikan kayu berbahan ikan tongkol, akan tetapi potensi pengembangan industri pakan juga sangat menjanjikan sehingga saat ini posisi usahanya masih belum berfokus pada satu.

Ia menceritakan, usahanya itu sudah bersedia menampung jenis ikan tongkol diolah dengan pengupasan dan pembersihan kotoran, sementara dagingnya diambil untuk direbus dan dijemur sehingga menjadi ikan kayu yang juga menguntungkan.

"Sebenarnya usaha saya ini belum begitu berkembang karena modal juga pas - pasan. Kalau pasar ada untuk lokal ada juga dikirim ke Banda Aceh, di sana sudah ada agen penampung yang menjualnya ke masyarakat yang butuh pakan," pungkasnya.
 

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018