Lhokseumwe (Antaranews Aceh) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, Aceh, Yufrizal mengatakan daun kelor merupakan komoditas ekspor yang berpotensi untuk memperbaiki neraca perdagangan dan menguatkan nilai tukar rupiah.

"Apabila kegiatan ekspor kita banyak dan meningkat, maka tentu saja akan mempengaruhi nilai tukar rupiah yang semakin membaik dan menjadi kuat," kata Yufrizal pada Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD) yang bertemakan Peluang Peningkatan Ekspor Produk Kelor Sebagai Upaya Perbaikan Defisit Transaksi Berjalan, di gedung BI Lhokseumawe, Jumat.

FGD itu bertujuan meningkatkan peluang ekspor sebagai salah satu upaya perbaikan defisit berjalan, sehingga nilai tukar rupiah terus menguat.

Ia mengatakan, negara-negara Timur Tengah sangat membutuhkan tanaman kelor sehingga Lhokseumawe dapat menjadi pintu ekspor produk ke negara-negara tersebut.

"Untuk tahap awal mungkin dikirim ke Blora dulu melalui PT MOI, aka tetapi kedepan dapat dilakukan ekspor langsung melalui Lhokseumawe ke negara-negara tujuan," ucap Kepala KPw BI Lhokseumawe tersebut.

BI, katanya. sangat optimistis dengan usaha kelorisasi. Apalagi, proses budi daya dan pengolahan daun kelor, tidak terlalu sulit sehingga masyarakat diharapkan berpartisipasi dalam budi daya tanaman tersebut.

"Kualitas kelor Indonesia sangat bagus. Sehingga kita harapkan masyarakat mampu melihat peluang tersebut dengan baik dengan membudidayakan tanaman kelor," kata Yufrizal.

Pewarta: Mukhlis

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018