Banda Aceh, 5/2 (Antaraaceh) - Tingkat kesejahteraan petani di Provinsi Aceh sangat memprihatinkan menyusul nilai tukar petani (NTP) di provinsi itu pada Januari 2014 berada di bawah angka 100, kata pejabat Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh.

"Artinya, biaya produksi yang dikeluarkan lebih tinggi dibanding yang diterima petani dari hasil produksi," kata Kepala BPS Aceh Hermanto di Banda Aceh, Rabu.

Dijelaskan, merosotnya NTP Aceh yang berada di bawah angka 100 tidak terlepas dari turunnya indeks harga empat dari lima subsector pembentuk nilai tukar petani tersebut.

Adapun keempat subsector yang angkanya berada di bawah angka 100 yakni tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan rakyat. Sementera satu sector lainnya yakni perikanan berada di atas angka 100.

Ia mengatakan NTP merupakan salah satu indicator yang digunakan untuk mengukur tingkat perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap harga yang dibayar petani untuk produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi untuk biaya produksi.

Menurut dia, dengan kondisi NTP berada di bawah angka 100, Pemerintah Aceh melalui instansi sektoral dapat mengambil langkah cepat sehingga petani di keempat subsector tidak merugi.

"Jika Pemerintah Aceh tidak mengambil langkah-langkah cepat maka tingkat kesejahteraan petani akan terus merosot," katanya.

Karena itu, peran serta dinas-dinas sektoral sangat penting untuk mendongkrak pertumbuhan NTP melalui berbagai program yang mampu menekan angka dikeluarkan petani untuk setiap musim tanam.

Ia meyakini apabila harga yang dibayar petani dapat ditekan terhadap hasil pertanian, upaya meningkatkan NTP dan kesejahteraan petani di berbagai sebsektor dapat terwujud di masa mendatang.

Pewarta: Pewarta : Muhammad Ifdhal

Editor : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014