Meulaboh  (Antaranews Aceh) - Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Meulaboh - Nagan Raya, Provinsi Aceh, Angga Yudha, menyampaikan sensor satelit tidak mendeteksi titk api (hotspot) di Aceh Barat.

"Hari ini (Senin) dari yang kami pantau data satelit tidak mendeteksi ada titik api, kalau kemarin ada dua titik. Hal ini diakibatkan oleh suhu yang mencolok imbang dengan dugaan di sekitar titik api," katanya dihubungi dari Meulaboh, Senin.

Hal itu menanggapi perkembangan pesebaran titik api akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah kerjanya yang mencakup delapan kabupaten/ kota di wilayah Barat Selatan Provinsi Aceh.

Angga menyatakan, kebakaran lahan gambut yang terjadi di beberapa titik dalam wilayah Kabupaten Aceh Barat, memang benar adanya, setelah melihat beberapa dokumentasi foto dari kondisi lapangan.

Hanya saja, lanjutnya, sensor satelit yang digunakannya untuk memantau titik api tidak bisa menunjukkan lokasi yang akurat terjadinya Karhutla karena suhu di sekitar lokasi terbakarnya lahan gambut mencolok dengan suhu sekitar.?

"Hari ini sudah lumayan, suhu udara 32 derajat Celcius, kalau kemarin(Minggu) sampai 33 derajat Celcius. Kalau di lokasi kebakaran lahan gambut seperti yang ditemukan bisa lebih dari 43 derajat Celcius, makanya suhu di Meulaboh cukup panas," kata Angga.

Sementara itu di wilayah Kabupaten Aceh Barat, masih ditemukan adanya kebakaran lahan gambut, bahkan meluas seperti di Desa Seuneubok, Kecamatan Johan Pahlawan dan satu titik lagi di Gunong Kleng, Kecamatan Meureubo.

Warga Desa Seuneubok, berjibaku memadamkan api di lahan gambut yang membakar bara kayu hingga mengeluarkan asap di permukaan lahan, warga kesulitan mendapatkan sumber air sehingga membuat sumur bor di tengah lahan.

"Dari kemarin(Minggu) sudah dibantu oleh Koramil Johan Pahlawan dan Polsek, tetapi udara panas dan tiupan angin menambah sehingga sulit dipadamkan. Karena itu kami membuat sumur bor secara swadaya di lokasi ini," kata Dedi, warga di lokasi.

Pewarta: Anwar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019