Nagan Raya (Antaranews Aceh) - Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh mencatat satu orang anak telah meninggal dunia, karena kasus menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari 2019.

"Baru satu kasus kematian karena DBD pada Januari 2019. Sementara pada tahun 2018 ada 32 kasus, tetapi tidak ada yang meninggal dunia," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Nagan Raya, dr Dedi Apriadi, di Nagan Raya, Jum`at.

Dinas Kesehatan Nagan Raya juga telah melakukan upaya intervensi langsung dengan melakukan pengasapan (Fogging) di seputar kawasan perumahan tempat ditemukan kasus DBD untuk memutuskan mata rantai penyakit yang disebabkan gigitan naymuk aede aegypti itu.

Korban adalah anak Aisya Fianas (6) warga Desa Kuta Baro Jeram, Kecamatan Seunagan. Korban meninggal dalam penanganan di rumah sakit Sultan Iskandar Muda (SIM) Nagan Raya, pada 22 Januari 2019.

Untuk mengatisipasi adanya kasus DBD yang berkelanjutan di Nagan Raya pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya akan fokus untuk sosialisasi penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan masyarakat.

"Kita akan perioritaskan program PHBS kepada daerah maupun lingkungan yang endemis DBD maupun malaria karena lebih penting dari pada fogging, foging itu hanya untuk memutuskan mata rantai penularan, bukan mencegah," ujarnya.

Dalam pencegahan penyakit DBD dan malaria Pemkab Nagan Raya juga akan gencar melakukan program 3M plus yakni Menguras, Menutup dan Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi tempat berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.

Dinkes Nagan Raya menggerakkan program dari Kementrian Kesehatan RI tersebut dengan mengajak masyarakat membersihkan tempat yang sering menampung air seperti bak mandi dan lain-lain.

Kemudian menutup rapat ?tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk DBD.

Sedangkan plus adalah memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik berkala.

Dedi mengatakan sejauh ini berdasarkan data yang diperoleh, Dinas Kesehatan ?telah mencatat satu kasus malaria tahun 2017, kemudian pada 2018 mengalami peningkatan tiga kasus malaria import dari luar Kabupaten Nagan Raya.

Pada 2018 Dinas Kesehatan setempat juga menemukan sebanyak tiga kasus malaria yang ditularkan dari monyet ekor panjang (Plasmodium Knowlesi) di Kabupaten Nagan Raya.

"Tahun 2018 ada tiga kasus malaria Knowlesi, dua warga dari Desa Bumi Sari, Kecamatan Beutong ?dan satu lainnya berasal dari Desa Alue Wakie, Kecamatan Darul Makmur," demikian dr Dedi.
 

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019