Angin puting beliung disertai hujan lebat "menghantam" beberapa unit rumah penduduk di dua gampong (desa) di dua kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Selasa (5/3) sekitar pukul 16.30 WIB.
"Atap rumah warga berterbangan ke udara, seperti didi Bal Ulim di Kecamatan Ulim, dan Jurong Ara di Kecamatan Jangka Buya, Pidie Jaya," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Rabu.
Ia melanjutkan, hingga kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie Jaya, dan unsur musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) sedang berkoordinasi melakukan pendataan di lokasi kejadian.
Sedikitnya ada dua unit hunian warga setempat, terdiri dari rumah biasa dan rumah toko (ruko) yang mengalami rusak parah akibat terpaan angin tersebut.
Dilaporkan terdapat tujuh keluarga dengan 21 jiwa menjadi korban terdampak karena peristiwa dua fenomena alam tersebut terjadi pada wilayah timur di provinsi paling ujung utara di Pulau Sumatera itu.
"Keadaan sudah mulai kondusif memasuki waktu petang hari, tapi jaringan listrik masih mati hingga malam tadi di wilayah Jurong Ara," tutur Dadek.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan, dewasa ini untuk cuaca di wilayah Aceh menunjukkan sedang memasuki masa peralihan dari musim hujan menuju ke musim kemarau.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Aceh Zakaria Ahmad mengatakan, selama masa peralihan cuaca ini, maka intensitas hujan menurun dari sebelumnya untuk sejumlah daerah di provinsi paling barat di Indonesia itu.
"Cuaca panas seperti saat ini berpotensi muncul angin kencang, dan cenderung terjadi puting beliung di suatu wilayah akibat tumbuhnya awan Cumulonimbus," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Atap rumah warga berterbangan ke udara, seperti didi Bal Ulim di Kecamatan Ulim, dan Jurong Ara di Kecamatan Jangka Buya, Pidie Jaya," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Rabu.
Ia melanjutkan, hingga kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie Jaya, dan unsur musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) sedang berkoordinasi melakukan pendataan di lokasi kejadian.
Sedikitnya ada dua unit hunian warga setempat, terdiri dari rumah biasa dan rumah toko (ruko) yang mengalami rusak parah akibat terpaan angin tersebut.
Dilaporkan terdapat tujuh keluarga dengan 21 jiwa menjadi korban terdampak karena peristiwa dua fenomena alam tersebut terjadi pada wilayah timur di provinsi paling ujung utara di Pulau Sumatera itu.
"Keadaan sudah mulai kondusif memasuki waktu petang hari, tapi jaringan listrik masih mati hingga malam tadi di wilayah Jurong Ara," tutur Dadek.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan, dewasa ini untuk cuaca di wilayah Aceh menunjukkan sedang memasuki masa peralihan dari musim hujan menuju ke musim kemarau.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Aceh Zakaria Ahmad mengatakan, selama masa peralihan cuaca ini, maka intensitas hujan menurun dari sebelumnya untuk sejumlah daerah di provinsi paling barat di Indonesia itu.
"Cuaca panas seperti saat ini berpotensi muncul angin kencang, dan cenderung terjadi puting beliung di suatu wilayah akibat tumbuhnya awan Cumulonimbus," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019