Bupati Nagan Raya HM Jamin Idham menegaskan sedikitnya butuh 7.000 meter persegi batu Giok untuk ditempatkan di sejumlah sisi bangunan Masjid Agung Baitul 'Ala yang akan dijadikan sebagai "Masjid Giok" di kabupaten itu.

"Jumlah ini berdasarkan hasil perhitungan para ahli," kata Bupati Nagan Raya HM Jamin Idham saat meninjau lokasi pengambilan batu di kawasan hutan Krueng Isep, Kecamatan Beutong, Selasa.

Menurutnya, terdapat sejumlah variasi batu yang akan ditempatkan di masjid tersebut, diantaranya Giok jenis Black Jade akan dipasang dibagian tangga, kemudian Giok Nefrite dan jenis Giok lain akan dipasang di bagian dalam lantai serta di sejumlah sisi bangunan lainnya.

Ia menargetkan, pemasangan batu alam tersebut akan tuntas dalam tahun 2019, dan diharapkan pada tahun 2020 mendatang bisa digunakan untuk masyarakat umum, sebagai sarana ibadah.

"Kita harapkan nantinya Masjid Giok ini menjadi salah satu kebanggaan masyarakat di Nagan Raya dan khususnya Aceh," kata HM Jamin Idham.

Seluruh batu alam yang diambil di kawasan hutan Krueng Isep, Kecamatan Beutong tersebut seluruhnya diolah di Nagan Raya, yakni di kawasan Blang Sapek, Kecamatan Suka Makmue.

Seluruh pekerja dan peralatan pembuatan serta alat belah batu didatangkan dari Tulung Agung, Provinsi Jawa Timur. Hal ini dilakukan guna menghemat biaya produksi dan memaksimalkan pembuatan bahan dasar lantai yang akan dipasang di masjid agung setempat.

"Kalau dulu kan batu gioknya dibawa ke Jawa Timur dan setelah diolah dikirim lagi ke Aceh. Itu kan tidak efektif dan memboroskan. Kita sekarang ingin efisien, cepat dan tepat," kata HM Jamin Idham.

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019