Lembaga swadaya masyarakat Aceh Geothermal Forum (AGF) mempertanyakan pembangunan pembangkit listrik panas bumi di Gunung Seulawah Aceh Besar.
"Sejauh yang kami pembangunan listrik panas bumi di Seulawah sudah lama direncanakan. Tapi, kami tidak tahu apa kendala dan sejauh mana program pembangunannya," kata Ketua AGF Fahmi di Aceh Besar, Kamis.
Fahmi menyebutkan hingga saat ini belum ada aktivitas pembangunan panas bumi atau geotermal di kawasan Gunung Seulawah Agam di Aceh Besar. Informasi terakhir, rencana pengembangan tersebut masih dalam tahapan survei lokasi wilayah kerja pertambangan (WKP).
Kawasan geotermal Gunung Seulawah, kata Fahmi, jika dilihat dari peta, meliputi Kkemukiman Lamteuba serta enam kemukiman lainnya dalam empat kecamatan di Aceh Besar.
Tercatat sekitar 45 ribu hektare luas wilayah yang masuk dalam wilayah kerja pertambangan panas bumi Seulawah Agam. Kemukiman Lamteuba merupakan zona inti rencana pengembangan panas bumi tersebut.
"Masyarakat sangat mendukung pemanfaatan panas bumi ini untuk energi terbarukan bagi kebutuhan listrik di Aceh. Apalagi yang kami tahu saat ini Aceh mengalami krisis listrik," sebut Fahmi.
Fahmi menyebutkan, hambatan selama ini terjadi di kalangan masyarakat terkait pengembangan geotermal ialah minimnya sosialisasi kepada masyarakat.
Masyarakat mengetahui pengembangan geotermal Gunung Seulawah melalui media massa. Pemerintah belum menyampaikan informasi menyeluruh kepada masyarakat terkait tahapan pembangunan pembangkit listrik panas bumi tersebut.
Informasi yang masyarakat terima sangat sedikit. Masyarakat juga belum tahu persis apa itu panas bumi, pemanfaatannya bagaimana, tahapannya bagaimana, kata Fahmi.
"Kalau ini tidak diberikan secara cukup, kami khawatir akan terjadi salah persepsi, kekeliruan dalam memahami panas bumi ini di kalangan masyarakat,” terang Fahmi.
Kepala Kemukiman Lamteuba Bachrul Yunus mengatakan, masyarakat setempat mengetahui bahwa kawasan Lamteuba masuk dalam wilayah kerja pertambangan panas bumi Seulawah Agam.
Namun, sebagai masyarakat belum memahami terkait pengoperasiannya serta titik-titik kawasan yang masuk dalam wilayah operasi pembangkit listrik panas bumi yang akan dibangun di Lamteuba.
“Daerah ini memang kawasan geotermal, tapi titik-titiknya belum jelas. Karena itu, kami berharap ada sosialisasi titik panas bumi yang akan dibangun pembangkit listriknya,” pungkas Bachrul Yunus.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Sejauh yang kami pembangunan listrik panas bumi di Seulawah sudah lama direncanakan. Tapi, kami tidak tahu apa kendala dan sejauh mana program pembangunannya," kata Ketua AGF Fahmi di Aceh Besar, Kamis.
Fahmi menyebutkan hingga saat ini belum ada aktivitas pembangunan panas bumi atau geotermal di kawasan Gunung Seulawah Agam di Aceh Besar. Informasi terakhir, rencana pengembangan tersebut masih dalam tahapan survei lokasi wilayah kerja pertambangan (WKP).
Kawasan geotermal Gunung Seulawah, kata Fahmi, jika dilihat dari peta, meliputi Kkemukiman Lamteuba serta enam kemukiman lainnya dalam empat kecamatan di Aceh Besar.
Tercatat sekitar 45 ribu hektare luas wilayah yang masuk dalam wilayah kerja pertambangan panas bumi Seulawah Agam. Kemukiman Lamteuba merupakan zona inti rencana pengembangan panas bumi tersebut.
"Masyarakat sangat mendukung pemanfaatan panas bumi ini untuk energi terbarukan bagi kebutuhan listrik di Aceh. Apalagi yang kami tahu saat ini Aceh mengalami krisis listrik," sebut Fahmi.
Fahmi menyebutkan, hambatan selama ini terjadi di kalangan masyarakat terkait pengembangan geotermal ialah minimnya sosialisasi kepada masyarakat.
Masyarakat mengetahui pengembangan geotermal Gunung Seulawah melalui media massa. Pemerintah belum menyampaikan informasi menyeluruh kepada masyarakat terkait tahapan pembangunan pembangkit listrik panas bumi tersebut.
Informasi yang masyarakat terima sangat sedikit. Masyarakat juga belum tahu persis apa itu panas bumi, pemanfaatannya bagaimana, tahapannya bagaimana, kata Fahmi.
"Kalau ini tidak diberikan secara cukup, kami khawatir akan terjadi salah persepsi, kekeliruan dalam memahami panas bumi ini di kalangan masyarakat,” terang Fahmi.
Kepala Kemukiman Lamteuba Bachrul Yunus mengatakan, masyarakat setempat mengetahui bahwa kawasan Lamteuba masuk dalam wilayah kerja pertambangan panas bumi Seulawah Agam.
Namun, sebagai masyarakat belum memahami terkait pengoperasiannya serta titik-titik kawasan yang masuk dalam wilayah operasi pembangkit listrik panas bumi yang akan dibangun di Lamteuba.
“Daerah ini memang kawasan geotermal, tapi titik-titiknya belum jelas. Karena itu, kami berharap ada sosialisasi titik panas bumi yang akan dibangun pembangkit listriknya,” pungkas Bachrul Yunus.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019