Sejumlah pedagang sayur di pasar tradisional di Banda Aceh menyatakan, hingga kini para importir belum melakukan operasi pasar bawang putih yang mengakibatkan harga komoditas ini masih tinggi menyentuh Rp80.000 per kilogram di wilayah Aceh.

"Bawang putih masih mahal, hari ini dijual Rp80 ribu per kilogram akibat stok di grosir makin sedikit," ujar Nur Amni (30), pedagang di Pasar Penayong, Banda Aceh, Sabtu.

Ia mengaku, tindakan pemerintah yang telah menekan harga jual salah satu bumbu dapur guna menstabilkan harga jual tersebut di Jakarta belum dirasakan oleh pedagang di provinsi paling barat Indonesia itu.

Salah satu komoditas hortikultura ini, lanjut dia, sempat menyentuh harga tertinggi sekitar Rp120.000 per kg saat puncak "meugang" di akhir pekan lalu, baik pasar tradisional Banda Aceh maupun Aceh Besar.

Padahal sebelumnya harga bawang putih impor ini paling tinggi dipasarkan berkisar antara Rp35.000  hingga Rp40.000/kg, seperti dalam beberapa pekan terakhir di daerah itu.

"Kalau mahal, akibatnya masyarakat membelinya cuma Rp5.000  dengan pemakaian di dapur dikurangi. Berbeda ketika harga bawang putih stabil, ibu-ibu membelinya Rp10.000 untuk beberapa hari," ujarnya.

Azwir (39), penjual sayur di Pasar Keutapang II, Aceh Besar, meminta kepada pemerintah segera turun ke provinsi dengan julukan "Serambi Mekkah" agar harga bawang putih segera stabil.

"Terkait bawang (putih), sebenarnya sudah hampir sepekan ditangani oleh Pak Mentan (Menteri Pertanian) Amran. Di tempat lain memang sudah turun menjadi Rp30 ribu per kg, tetapi di Aceh belum," katanya.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman pekan ini mengklaim, telah melakukan berbagai upaya untuk menekan harga bawang putih yang sempat menyentuh angka Rp50.000 per kg.

Ia mengaku, pihaknya telah melakukan pemantauan langsung ke beberapa pasar tradisional setempat untuk memastikan harga bawang putih turun sesuai target dalam tiga hari.

"Tadi saya datang ke pasar pagi. Sudah ada penurunan harga ya. Sesuai target Rp30.000 per kg dalam tiga hari," kata Amran.


 

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019