Ibu rumah tangga (IRT) "memburu" telur ayam ras atau broiler di Pasar Tani Lampineung, Banda Aceh, karena harganya sedikit lebih murah dibandingkan di pasar tradisional.

Panitia Pasar Tani dari Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, Yani Saputri, Rabu menyatakan, telur merupakan salah satu komoditas yang sangat dibutuhkan oleh IRT di Pasar Tani.

"Harga telur disini Rp35.000/lempeng (30 butir), kalau di pasar umum itu harganya sekitar Rp38.000 sampai Rp40.000/lempeng," sebut Panitia Pasar Tani, Yani Saputri.

Semua barang yang didagangkan di Pasar Tani lebih murah Rp2.000 jika dibandingkan dengan harga di pasar tradisional, kata dia.

Ada pun harga hortikultura di Pasar Tani yakni, cabai merah Rp35.000/Kg, cabai hijau Rp22.000/Kg, cabai rawet Rp30.000/Kg, tomat lokal Rp14.000/Kg, bawang merah Rp35.000/Kg.

Kemudian, harga sayur mayur terdiri dari seledri Rp10.000/Kg, brokoli Rp17.000/Kg, kol Rp80.000/Kg, terong ungu Rp7.000/Kg, terong kecil Rp5.000/Kg.

Selanjutnya, harga sayur kubis Rp6.000/Kg, wortel Rp7.000/Kg, kentang Rp10.000/Kg, buncis Rp7.000/Kg, ketela Rp5.000/Kg, dan ubi kayu Rp10.000/Kg.

"Semua barang yang didagangkan disini hasil produksi pertanian lokal di wilayah Sare, Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar dan sekitarnya," kata dia.

Seorang IRT, Fatimah mengakui, harga telur boiler lebih murah di Pasar Tani dibandingkan pasar tradisional lainnya di wilayah Banda Aceh.

"Kemarin (Selasa, 14/5) di Pasar Penayong harga telur Rp38.000/lempeng dan disini hari ini dapat Rp35.000 dan telurnya lebih besar lagi," kata IRT tadi sembari memegang telur boiler.

Distanbun Aceh juga menyatakan, produksi pertanian provinsi paling barat Sumatera yang dijual di Pasar Tani, bebas dari zat kimia maupun pengawet.

"Semua sayur-mayur yang dijual di sini (Pasar Tani) masih sangat segar dan petani lokal masih mempertahankan pupuk organik," kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh Cut Huzaimah.

Semua sayur mayur, buah-buahan, dan pangan yang diperdagangkan di Pasar Tani merupakan produksi petani lokal sertai bebas dari bahan pengawet atau zat kimia, sambung Cut Huzaima.

Ia menjelaskan, Pasar Tani hadir untuk menyuarakan aspirasi warga tani dan masyarakat secara umum karena  petani mengeluh harga jual murah saat panen dan sebaliknya pembeli pun mengeluh harga barang mahal di pasar.

Pasar Tani tersebut melibatkan Asosiasi Pelaku Usaha Pertanian, UMKM, Kelompok Tani Wanita (KTW) dan warga tani binaan penyuluh pertanian lainnya.

Distanbun Aceh meluncurkan ‘Pasar Tani’ sejak 10 Oktober 2018 dan selama bulan suci Ramadhan digelar setiap Rabu.
 

Pewarta: Irman Yusuf

Uploader : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019