Pemerintah Aceh menyatakan komitmen memperjuangkan tuntutan mahasiswa terkait dengan penolakan izin tambang yang digarap PT Emas Mineral Murni (EMM) di Beutong Ateuh Banggalang, Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Tengah.

"Pada prinsipnya Plt. (Pelaksana Tugas) Gubernur Aceh Nova Iriansyah telah menyetujui tuntutan para mahasiswa terkait penolakan tambang," kata Asisten Pemerintah dan Keistimewaan Aceh M. Jafar di Banda Aceh, Kamis.

Aspirasi para mahasiswa ketika aksi di halaman Kantor Gubernur Aceh bulan lalu itu telah disetujui dan sudah ditandatangani oleh Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah di atas materi. 

"Waktu itu Beliau (Plt. Gubernur Aceh, red.) juga ikut membacakan langsung bunyi tuntutan mahasiswa," kata Jafar yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Penyelesaian Sengketa PT EMM.

Rekomendasi yang ditandatangani oleh Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah pada, Kamis (11/4) itu, kata dia, akan disampaikan kepada pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) guna mencabut izin eksploitasi tambang yang digarap PT EMM.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Walhi Aceh Muhammad Nur menyampaikan keberadaan PT EMM berpotensi mencemari aliran sungai di Nagan Raya dan sekitar.

"Sesuai RT/RW daerah setempat zona rawan bencana dan kita bersama masyarakat setempat akan terus menyuarakan keadilan untuk masa depan anak bangsa," ucap dia.

PT EMM sesuai Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi melalui SK Kepala BKPM Nomor 66/1/IUP/PMA/2017 menggarap komoditas emas dengan luas lahan 10.000 hektare di wilayah Nagan Raya dan Aceh Tengah.

Sehari sebelumnya, yakni pada Rabu (15/4), Mahasiswa Aceh juga menggelar diskusi publik dan buka puasa bersama dengan tema "Aceh Kujual Tambang Kudapat" di UCC Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Aceh

Diskusi publik tersebut dibuka oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Aceh Muharrir Asy'ari serta menghadirkan pemateri dari Pemerintah Aceh diwakili Ketua Tim Penyelesaian Sengketa PT EMM M. Jafar, Direktur Eksekutif Walhi Aceh Muhammad Nur dan Koordinator Korps BPA Mutawalli M. Fauzan Febriasyah.

Diskusi publik dan buka puasa bersama itu dihadiri ratusan mahasiswi dari berbagai perguruan tinggi negari dan perguruan tinggi swasta di Banda Aceh dan sejumlah organisasi peguyuban atau perwakilan ormas dari kabupaten/kota se-Aceh.
 

Pewarta: Irman Yusuf

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019