Mahasiswa di Lhokseumawe, Provinsi Aceh,  melakukan aksi unjukrasa damai, menuntut kepada tokoh bangsa untuk melakukan konsolidasi agar bangsa Indonesia tidak terpecah belah.

Aksi unjukrasa ratusan mahasiswa yang berasal dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Lhokseumawe- Aceh Utara dan dari Ormawa kampus tersebut, memulai aksinya sejak pukul 15.00 wib, yang dimulai dengan melakukan long march menuju tugu Rencong dan dilanjutkan ke titik kumpul terakhir di gedung DPRK Aceh Utara di Lhokseumawe.

Dalam aksi unjukrasa tersebut, sebagaimana disampaikan oleh M. Atar, Ketua umum cabang HMI Lhokseumawe- Aceh Utara dalam orasinya mengatakan, bahwa negara dalam keadaan darurat, banyak hal-hal yang tidak dinginkan terjadi terkait proses demokrasi yang sedang berjalan.

Oleh karena itu, diharapkan kepada tokoh kebangsaan, agar segera melakukan konsolidasi kebangsaan supaya Indonesia tidak terancam perpecahan.

“ Karena kondisi bangsa Indonesia saat ini sedang darurat, kita meminta  kepada tokoh-tokoh bangsa, baik pasangan capres nomor urut 01 maupun capres nomor urut 02, harus melakukan konsolidasi kebangsaan, agar Indonesia tidak terpecah belah,” teriaknya.

Pada kesempatan itu, mahasiswa juga mengkritisi sikap aparat terhadap para pengunjukrasa di jakarta. Bahkan, Kapolri harus dievaluasi kinerjanya, karena dianggap banyak catatan merah yang dilakukan oleh Kapolri. 

“ Sebelum berakhir masa dewan periode ini atau juga masa presiden periode ini, kinerja Kapolri harus di evaluasi,” kata ketua HMI tersebut.

Selain itu, mahasiswa juga meminta kepada penyelenggara negara agar meninjau ulang proses pemilu serentak seperti yang telah dilakukan, dan juga meninjau ulang undang-undang pemilu, karena banyak merengut korban dari para penyelenggara pemilu ditingkat bawah.

Pada kesempatan itu, mahasiswa juga menyampaikan petisi antara lain, tegakkan supresmasi hukum sesuai pasal 1 ayat 3 UUD 1945, serta implementasikan pasal 28 D ayat 1 UUD 1945 tentang pesramaan hak dihadapan hukum, dan juga implementasikan pasal 28 E ayat 3 UUD 1945 tentang kebebasan berpendapat.  Juga mengevaluasi kinerja Kapolri serta tegakkan fungsi pengaasan DPR terhadap pemerintah.

Para mahasiswa tersebut diterima oleh wakil ketua I DPRK Aceh Utara Mulyadi dan wakil ketua II  Zubir HT.  Mahasiswa juga melakukan aksi tepung tawar kepada anggota dewan dimaksud serta diteras depan gedung dewan tersebut.

Aksi sempat terhenti sebentar karena waktu shalat ashar kemudian dilanjutkan lagi setelah itu dan berakhir skeitar pukul 17.00 wib. Selama aksi berlangsung berjalan dengan tertib dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
   

Pewarta: Mukhlis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019