Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengklaim, telah menyalurkan lebih dari 50.000 liter air bersih demi mengatasi kekeringan di daerah mulai terjadi, seperti Gunungkidul di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis (27/6).

Dalam siaran pers diterima Antara di Banda Aceh, Rabu, menyebut, ACT telah mengurangi kekeringan semakin parah ke dua kecamatan di Gunungkidul, yakni Girisubo dan Rongkop di empat desa mengalami kekeringan terparah.

"Guna memudahkan distribusi air ke empat desa, ACT menggunakan truk tangki yang dapat membawa lima ribu liter air bersih sekali jalan. Air dipindah ke tandon yang telah disediakan di masing-masing desa," terang Koordinator Tim Program ACT DIY, Kharis Pradana.

Baca juga: Global Qurban ACT salurkan kurban ke Etiopia tahun ini

Lembaga kemanusiaan tersebut, lanjutnya, tidak kurang sebanyak 520 warga menikmati air bersih ini. Mereka amat bersyukur, karena dapat menggunakan air bersih yang diberikan untuk mandi, minum, dan lain sebagainya selama beberapa waktu ke depan.

Tidak hanya berdampak pada masyarakat setempat di Gunungkidul saja, tetapi juga lahan garapan pertanian. "Ratusan hektare lahan padi terancam mengalami puso di awal kemarau, air untuk kebutuhan konsumsi juga sulit didapatkan," jelas dia.

Kepala Program ACT NTB, Romi Saefudin mengaku, pihaknya telah mendistribusikan sekitar 6.000 liter per hari ke sejumlah daerah di provinsi ini menyusul seiring meluasnya kekeringan. 

Baca juga: ACT Beri Penghargaan ke Legenda Voli Indonesia Pascal Wilmar

"Sejak pemulihan gempa bumi, ACT terus menyuplai kebutuhan air untuk warga pada dua daerah di NTB, yaitu Desa Sajang dan Beluk Petung menjadi wilayah dengan tingkat kekeringan terparah saat ini," katanya.

ACT NTB melalui Global Wakaf kini tengah memetakan penambahan lokasi pengeboran Sumur Wakaf. Menurutnya, asesmen masih dilakukan pada Gunung Sari di Lombok Barat, dan Bayan di Lombok Utara, serta beberapa wilayah di Lombok Timur.

"Sumur wakaf ini akan dibangun untuk menyuplai kebutuhan air bersih warga. Untuk lokasi yang kekeringannya tidak begitu parah, maka akan disuplai dengan armada 'water tank' sampai kondisi warga kembali normal.

Baca juga: ACT dampingi penderita tumor otak asal Aceh

Program sumur wakaf akan diikhtiarkan untuk menjangkau Bima, Dompu, dan Sumbawa. Beberapa wilayah di sana juga mengalami kekeringan," terangnya.

Ahli sains atmosfer, Tri Wahyu Hadi mengaku, secara umum iklim di Indonesia termasuk Lombok, dikendalikan oleh sirkulasi monsun Asia-Australia, yakni aliran udara atau angin di lapisan bawah atmosfer melintasi ekuator di atas Indonesia dan berganti arah setiap setengah tahun. 

Kondisi itu mengakibatkan selain terjadi perubahan curah hujan, dan juga peningkatan temperatur rata-rata hampir setiap bulan sebesar 0,5 derajat Celsius, sebagaimana dilansir dari laman World Wide Fund, tuturnya.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019