Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta semua pihak terlibat melakukan upaya pencegahan dari potensi kebakaran hutan dan lahan akibat musim kemarau dan kencangnya angin baratan berhembus di Aceh.

"Keadaan seperti saat ini akan sangat mudah terbakar, dan sangat cepat terjadi perambatan api akibat angin berhembus yang memiliki kecepatan tinggi," ucap Kepada Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Aceh, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Rabu.

Ia mengatakan cuaca panas dan kering yang terjadi dewasa ini, sudah pasti dimanfaatkan oleh warga setempat untuk membuka lahan bagi pertanian atau perkebunan dengan cara membakar baik hutan dan lahan terutama lahan gambut kering.

Dewasa ini angin baratan terjadi di provinsi ini memiliki kecepatan diperkirakan berkisar 10 hingga 30 kilometer per jam, dan kondisi ini sangat rawan terjadi kebakaran terutama kawasan semak belukar karena curah hujan semakin sedikit.

"Kita selalu keluarkan imbauan supaya warga yang tinggal di kabupaten/kota se-Aceh, tidak melakukan aktivitas pembakaran baik hutan maupun lahan," tegasnya.

BMKG telah memperkirakan, bahwa sejumlah daerah di Indonesia akan menghadapi curah hujan rendah yang diperkirakan berlangsung Juli hingga Oktober 2019.

Selain itu, lembaga ini juga memperkirakan dampak musim kemarau mengakibatkan kondisi El Nino rendah terjadi dan bertahan sepanjang 2019. Puncak musim kemarau tahun ini akan terjadi Agustus mendatang.

"Kepada ibu rumah tangga, pastikan api di kompor telah mati, jika meninggalkan dapur. Jaga api ketika bakar sampah, dan periksa instalasi listrik di rumah guna menghindari korsleting," kata Zakaria.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengimbau agar masyarakat di daerah rawan untuk melakukan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan akibat memasuki musim kemarau.

BNPB memperkirakan potensi kebakaran hutan mulai meningkat pada bulan Juli 2019, seiring dengan datangnya musim kemarau.

Masyarakat khususnya di Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat diminta mengantisipiasi potensi kebakaran hutan.

Selain itu, daerah Palembang, Jambi, Jawa Tengah, Jawa Timur, bali, dan Nusa Tenggara disebut juga berpotensi mengalami kebakaran hutan dan lahan.

"BNPB akan memberikan pembekalan yang dilakukan di tiga provinsi tersebut. Melalui pembekalan, sinergi dan kerja sama akan dipersiapkan sejak awal, sehingga memberikan pemahaman yang sama terhadap kesiapsiagaan dan pencegahan dalam menghadapi ancaman kebakaran tahun ini," ungkap Doni.
 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019