Banda Aceh, 29/3 (Antara) - Pemerintah Aceh terus berupaya menurunkan angka penderita penyakit katarak melalui tindakan medis seperti operasi dan pengobatan gratis di berbagai kabupaten dan kota di provinsi itu.
Tingkat prevalansi penderita katarak di Aceh  mengkhawatirkan yakni mencapai 3,7 persen jumlah penduduk sekitar 4,5 juta jiwa itu sehingga perlu penanganan secepatnya, kata Gubernur Aceh Zaini Abdullah di Kota Subulussalam, Sabtu.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Aceh Zaini Abdullah saat membuka bhakti sosial oprasi katarak di Rumah Sakit umum Daerah Kota Subulussalam.
Dijelaskannya, kegiatan turun langsung ke daerah-daerah untuk melakukan operasi terhadap penderita katarak merupakan salah satu upaya menekan dan penanganan terhadap masyarakat penderita penyakit tersebut.
Menuut dia, melalui kegiatan tersebut gangguan penyakit katarak yang dialami masyarakat Aceh dapat diminimalisir, sehingga para penderita katarak kembali dapat menjalankan kegiatannya sehari-hari dengan baik.
"Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Karenanya kami berharap kepada seluruh masyarakat Aceh untuk selalu hidup sehat agar tidak mudah terserang berbagai macam penyakit," katanya.
Ia mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan munculnya penyakit katarak seperti terkena sinar ultraviolet yang berlebihan, atau bisa pula karena faktor kurang gizi dan lingkungan yang kotor.
Karena itu ia mengingatkan agar seluruh masyarakat dapat memeriksa secara dini terhadap penyaki katarak karena angka kebutaan di Indonesia cukup tinggi yang diakibatkan penyakit katarak.
Sementara itu Ketua penggerak PKK Aceh Hj Niazah A Hamid yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan bhakti sosial selama dua hari tersebut melibatkan sejumlah dokter ahli mata.
"Dokter spesialis yang terlibat aktif ini akan mengoperasi sebanyak 126 pasien, yang berasal dari Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam," demikian  Niazah yang juga  istri gubernur Aceh itu.

Pewarta: Pewarta : Muhammad Ifdhal

Editor : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014