Aksi Cepat Tanggap (ACT) merespon kondisi kekeringan hampir melanda seluruh wilayah di Indonesia dengan mendistribusikan jutaan liter air per hari, dan mempermudah warga mendapatkan air bersih lewat pipanisasi di antaranya Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

"Tidak hanya distribusikan air bersih, tim ACT juga membantu pipanisasi bagi sumur-sumur warga yang mengalami kekeringan," terang penduduk di Dusun Jiwo, Desa Pajeng, Kecamatan Gondang, Bojonegoro, Sunarto dalam siaran pers ACT diterima di Banda Aceh, Kamis.

Ia mengaku, saat ini beberapa sumur kecil milik warga, dan beberapa di antaranya yang berada di sekitar sumur besar menjadi andalan masyarakat setempat kini sudah tidak mengalirkan air sama sekali. 

"Kalau warga di dusun bagian atas, biasanya membuat kelompok. Jadi nanti ada yang bertugas mengambil air untuk dipakai bersama. Kadang-kadang ada 10 orang. Begitu juga dusun bagian bawah, kalau memang titik-titik sumber air yang kecil-kecil itu habis, mereka ambil airnya juga ke sini karena inilah pilihan terakhir," katanya.

Global Wakaf-ACT telah memudahkan warga desa di bagian atas ini sejak Januari 2019, yakni berupa pipanisasi terbentang dari sumur besar di desa bawah agar bdialirkan ke desa atas, dan ditampung di sebuah toren yang terletak di dalam Masjid Dusun Jiwo. 

Tidak hanya itu, namun tempat Mandi, Cuci, dan Makus (MCK) juga dibangun awal tahun ini, dan semuanya masih berfungsi dengan baik hingga kini.

"Mudah-mudahan ke depan pipanisasi ini bisa membantu kekurangan air. Khususnya daerah bagian atas desa. Jadi, tidak perlu lagi repot-repot mengambil ke sini (sumur besar), cukup di atas sana aja. Karena jaraknya dari atas ke bawah itu kurang lebih 500 meter," tutur Sunarto.

Ia mengaku, selain untuk keperluan jamaah masjid dan memenuhi kebutuhan ratusan keluarga, air ini juga sering digunakan untuk keperluan sekolah yang terletak di seberang masjid. 

Anak-anak Sekolah Dasar setempat yang berlokasi di Desa Pajeng, kerap mengambil air bersih di masjid demi kebutuhan mereka.

"Kadang kalau disuruh bapak dan ibu guru cari air, ya ambilnya dari sumur wakaf juga. Misalnya untuk menyiram bunga dan cuci tangan, mereka mengambilnya di situ. Sebelum adanya pipanisasi dari Global Wakaf-ACT, mereka cari airnya di sumur besar ini juga, kadang bawa jeriken gitu. Tapi akhir-akhir ini sudah mulai berkurang semenjak adanya pipanisasi ini," terangnya.

Sunarto dan warga sekitar telah merasakan manfaat dari sumur wakaf merasa sangat berterima kasih kepada dermawan yang telah membantu melalui Global Wakaf-ACT, karena mereka mengalami kekeringan akibat kemarau panjang sudah dapat teratasi dengan adanya sumur wakaf.

"Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Global Wakaf-ACT dan donatur yang telah memberikan bantuan berupa pipanisasi, sumur, dan MCK. Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi masyarakat, dan kedepannya bisa membantu warga-warga yang lain juga, bukan cuma di sini saja," ucap Sunarto.

Di kota-kota sebelumnya, tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) dari Jakarta telah mengunjungi berbagai lokasi kekeringan di Jawa. 

Kebutuhan air bagi konsumsi manusia sangat mendesak, sehingga warga harus berbagi air untuk hewan ternaknya akibat tak turun hujan selama tiga bulan terakhir. Kondisi tersebut hampir melanda seluruh wilayah di Pulau Jawa, dan mengakibatkan kekeringan yang merata. Setiap kota yang disinggahi tim ACT, kondisi semua tanah mengalami keretakan.

Untuk membeli air, maka harga yang harus dikeluarkan oleh warga bervariasi. Semua lokasi dilakukan penilaian oleh tim MRI untuk harga air di atas Rp100 ribu hingga Rp400 ribu rupiah per tangki ukuran enam ribu liter. 

ACT sejauh ini telah merespons dengan mendistribusikan air bersih, dan miliki target 2,1 juta liter air pada 28 cabang kantor ACT dengan total 500.000 penerima manfaat per hari. Dalam kurun empat bulan terakhir, ACT telah memproses sekitar 1.400 sumur wakaf di seluruh Indonesia.

ACT juga mengajak semua masyarakat untuk bahu-membahu mengirimkan bantuan melalui aksi nyata di bit.ly/DermawanAtasiKekeringan. 

Mari kita atasi kekeringan yang mematikan ini dengan menjadi Dermawan. Insya Allah, ini bukti kita peduli tidak hanya untuk warga Indonesia namun juga dunia. #KekeringanMematikan

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019