Otoritas Bandara Rembele di Simpang Tiga Redelong, Aceh, menyebut, hingga kini bandara itu belum bisa digunakan untuk melayani penerbangan kargo akibat keterbatasan fasilitas di antaranya gudang domestik untuk menyimpan hasil pertanian dari dataran tinggi Gayo.
"Kami belum layani penerbangan kargo hingga kini, dan kita sedang menunggu. Kita sudah programkan pembangunan terminal kargo di bandara," jelas Humas Unit Pengelola Bandara Rembele, Iwan Mulia di Redelong, Bener Meriah, Aceh, Kamis.
Ia menuturkan, pihaknya telah merencanakan pembangunan terminal kargo udara di sekitar area lahan bandara setempat yang memiliki ketinggian 1.413 meter di atas permukaan laut, dan telah mengusulkan ke pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan sejak tahun 2017.
Padahal Bandara Rembele diproyeksikan bakal menjadi pintu gerbang untuk kegiatan perekonomian, kemudian pendorong dan penunjang perindustrian, perdagangan dan pariwisata di wilayah tengah provinsi paling barat Indonesia tersebut.
Presiden Joko Widodo telah meresmikan pengembangan Bandara Rembele di Kabupaten Bener Meriah, Aceh pada 2 Maret 2016.
Pengembangan fasilitas bandara ini dimulai sejak tahun 2014 hingga 2015, seperti pada sisi udara telah dibangun perpanjang landasan pacu dari semula 30 x 1.400 meter menjadi 30 x 2.250 meter.
Baca juga: Penerbangan di Bandara Rembele kembali normal
Lalu dilakukan perluasan apron dari 80 meter x 106 meter menjadi 95 meter x 150 meter, pelapisan landasan pacu, dan "taxiway".
Di sisi darat di antaranya, perluasan terminal dari semula 400 meter persegi menjadi 1.000 meter persegi, dan mempercantik tampilan interior terminal.
"Mungkin sampai saat ini, belum terealisasi akibat belum terwujudnya anggaran untuk pembangunan terminal kargo. Tapi kita terus memprogramkan, karena sudah menjadi program dari pada kita," tegas Iwan.
Wanda, Station Manager Wings Air Bandara Rembele mengaku, pihaknya memiliki layanan kargo pesawat Lion Parcel mengingat potensi hasil perkebunan dan pertanian yang melimpah dari petani setempat di sejumlah daerah dataran tinggi Aceh yang berhawa sejuk dan berselimut kabut itu.
Baca juga: Pendaratan Wings Air di Rembele tidak mulus
Wings Air merupakan satu-satunya maskapai penerbangan yang melayani penumpang di Bandara Rembele rute domestik Kualanamu-Rembele sebanyak satu kali pergi pulang dengan menggunakan pesawat ATR 72-600 sejak 19 Agustus 2016.
"Kami ada Lion parcel. Jadi nanti mereka yang akan kemari, tetapi hingga kini kita belum ada melayani kargo udara," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Kami belum layani penerbangan kargo hingga kini, dan kita sedang menunggu. Kita sudah programkan pembangunan terminal kargo di bandara," jelas Humas Unit Pengelola Bandara Rembele, Iwan Mulia di Redelong, Bener Meriah, Aceh, Kamis.
Ia menuturkan, pihaknya telah merencanakan pembangunan terminal kargo udara di sekitar area lahan bandara setempat yang memiliki ketinggian 1.413 meter di atas permukaan laut, dan telah mengusulkan ke pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan sejak tahun 2017.
Padahal Bandara Rembele diproyeksikan bakal menjadi pintu gerbang untuk kegiatan perekonomian, kemudian pendorong dan penunjang perindustrian, perdagangan dan pariwisata di wilayah tengah provinsi paling barat Indonesia tersebut.
Presiden Joko Widodo telah meresmikan pengembangan Bandara Rembele di Kabupaten Bener Meriah, Aceh pada 2 Maret 2016.
Pengembangan fasilitas bandara ini dimulai sejak tahun 2014 hingga 2015, seperti pada sisi udara telah dibangun perpanjang landasan pacu dari semula 30 x 1.400 meter menjadi 30 x 2.250 meter.
Baca juga: Penerbangan di Bandara Rembele kembali normal
Lalu dilakukan perluasan apron dari 80 meter x 106 meter menjadi 95 meter x 150 meter, pelapisan landasan pacu, dan "taxiway".
Di sisi darat di antaranya, perluasan terminal dari semula 400 meter persegi menjadi 1.000 meter persegi, dan mempercantik tampilan interior terminal.
"Mungkin sampai saat ini, belum terealisasi akibat belum terwujudnya anggaran untuk pembangunan terminal kargo. Tapi kita terus memprogramkan, karena sudah menjadi program dari pada kita," tegas Iwan.
Wanda, Station Manager Wings Air Bandara Rembele mengaku, pihaknya memiliki layanan kargo pesawat Lion Parcel mengingat potensi hasil perkebunan dan pertanian yang melimpah dari petani setempat di sejumlah daerah dataran tinggi Aceh yang berhawa sejuk dan berselimut kabut itu.
Baca juga: Pendaratan Wings Air di Rembele tidak mulus
Wings Air merupakan satu-satunya maskapai penerbangan yang melayani penumpang di Bandara Rembele rute domestik Kualanamu-Rembele sebanyak satu kali pergi pulang dengan menggunakan pesawat ATR 72-600 sejak 19 Agustus 2016.
"Kami ada Lion parcel. Jadi nanti mereka yang akan kemari, tetapi hingga kini kita belum ada melayani kargo udara," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019