Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Hingga bulan Agustus 2015, keberadaan Stadion Ludung Mekong, yang berlokasi di Desa Krueng Batu, Kecamatan Kluet Utara, Kabupaten Aceh Selatan masih terlantar dan sudah ditumbuhi semak belukar. Kendatipun telah menghabiskan dana miliaran rupiah, namun fasilitas olahraga tersebut belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Proyek yang pernah berkembang isu terbelit dugaan kasus korupsi (Mark Up) pengadaan tanah pada tahun 2014 itu, benar-benar menyedot perhatian masyarakat. Soalnya, bangunan Stadion dan Lapangan Sepakbola terbesar di Aceh Selatan itu, telah menyedot anggaran daerah miliaran rupiah namun hingga saat ini manfaatnya belum bisa dinikmati oleh masyarakat, sementara konstruksi bangunan yang telah ada terus diselimuti rumput dan telah menjadi semak belukar.
Pantauan di lokasi, Minggu (9/8), sebahagian pagar stadion yang terbuat dari beton mulai rapuh dan ditumbuhi jamur. Sementara itu, pagar bermaterial besi terlihat sudah berkarat. Kondisi yang ditemui di lapangan menimbulkan kekhawatiran besar, alokasi anggaran yang sudah terserap akan sia-sia.
Sampai kapankah fenomena itu akan berubah menjadi fasilitas yang strategis untuk meningkatkan prestasi olahraga di Aceh Selatan ?. Jika memang anggaran yang telah di kucurkan tidak berguna atau mubazir, bukankah lebih baik Pemkab Aceh Selatan memprioritaskan pengalokasian anggaran untuk membangun fasilitas lain yang sifatnya lebih mensesak ?.
Buktinya, lahan yang disiapkan untuk areal lapangan bolakaki dan fasilitas lain sudah ditumbuhi semak belukar. Kecuali tribun terlihat utuh dengan polesan cat warna putih. Jalan menuju lokasi juga belum dibangun termasuk jembatan parmanen. Ketika melintasi, pengunjung harus rela menjajal jalan tikus yang penuh semak belukar dan melangkah diatas jembatan darurat dari batang kayu yang direbahkan sebagai sarana penghubung kali kecil bekas galian alat berat.
Informasi dihimpun, sejak tahun 2009 sampai tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, mengeluarkan dana pembebasan tanah pembangunan stadion olahraga mencapai Rp 6,2 Miliar lebih dengan luas tanah mencapai 77.630 meter2. Kesiapan lahan tentu didukung pekerjaan pembangunan fisik stadion yang telah digelontorkan dana tidak sedikit. Sayangnya, aset daerah tersebut terbengkalai alias mubazir.
Terkait tindaklanjut pembangunan Stadion Ludung Mekong, Bupati Aceh Selatan, HT Sama Indra, SH yang dikonfirmasi terpisah menyatakan, sama-sama diketahui bahwa dalam APBK Aceh Selatan belum mampu mengalokasikan dana untuk merampungkan pembangunan stadion Ludung Mekong tersebut, kecuali ada sumber dana dari APBA dan APBN.
Soalnya, masih banyak tugas dan tanggungjawab yang lebih penting yang menjadi skala prioritas harus di pikirkan oleh Pemkab Aceh Selatan karena sangat dibutuhkan oleh rakyat.
“Dalam beberapa tahun ini APBK Aceh Selatan tersedot untuk pembangunan beberapa Puskesmas untuk memperbaiki pelayanan kesehatan masyarakat, Irigasi, Tempat Pendaratan Ikan, peningkatan jalan serta fasilitas Pendidikan.
Kalau untuk stadion Sepakbola masih bisa dimanfaat yang sudah ada, dengan melakukan rehab ringan. Kita coba memperbaiki peningkatan ekonomi masyarakat dengan membangun fasilitas yang mendesak dan dibutuhkan,†tegas Bupati, yang mengaku sedang meninjau pembangunan Puskesmas Sawang.
Proyek yang pernah berkembang isu terbelit dugaan kasus korupsi (Mark Up) pengadaan tanah pada tahun 2014 itu, benar-benar menyedot perhatian masyarakat. Soalnya, bangunan Stadion dan Lapangan Sepakbola terbesar di Aceh Selatan itu, telah menyedot anggaran daerah miliaran rupiah namun hingga saat ini manfaatnya belum bisa dinikmati oleh masyarakat, sementara konstruksi bangunan yang telah ada terus diselimuti rumput dan telah menjadi semak belukar.
Pantauan di lokasi, Minggu (9/8), sebahagian pagar stadion yang terbuat dari beton mulai rapuh dan ditumbuhi jamur. Sementara itu, pagar bermaterial besi terlihat sudah berkarat. Kondisi yang ditemui di lapangan menimbulkan kekhawatiran besar, alokasi anggaran yang sudah terserap akan sia-sia.
Sampai kapankah fenomena itu akan berubah menjadi fasilitas yang strategis untuk meningkatkan prestasi olahraga di Aceh Selatan ?. Jika memang anggaran yang telah di kucurkan tidak berguna atau mubazir, bukankah lebih baik Pemkab Aceh Selatan memprioritaskan pengalokasian anggaran untuk membangun fasilitas lain yang sifatnya lebih mensesak ?.
Buktinya, lahan yang disiapkan untuk areal lapangan bolakaki dan fasilitas lain sudah ditumbuhi semak belukar. Kecuali tribun terlihat utuh dengan polesan cat warna putih. Jalan menuju lokasi juga belum dibangun termasuk jembatan parmanen. Ketika melintasi, pengunjung harus rela menjajal jalan tikus yang penuh semak belukar dan melangkah diatas jembatan darurat dari batang kayu yang direbahkan sebagai sarana penghubung kali kecil bekas galian alat berat.
Informasi dihimpun, sejak tahun 2009 sampai tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, mengeluarkan dana pembebasan tanah pembangunan stadion olahraga mencapai Rp 6,2 Miliar lebih dengan luas tanah mencapai 77.630 meter2. Kesiapan lahan tentu didukung pekerjaan pembangunan fisik stadion yang telah digelontorkan dana tidak sedikit. Sayangnya, aset daerah tersebut terbengkalai alias mubazir.
Terkait tindaklanjut pembangunan Stadion Ludung Mekong, Bupati Aceh Selatan, HT Sama Indra, SH yang dikonfirmasi terpisah menyatakan, sama-sama diketahui bahwa dalam APBK Aceh Selatan belum mampu mengalokasikan dana untuk merampungkan pembangunan stadion Ludung Mekong tersebut, kecuali ada sumber dana dari APBA dan APBN.
Soalnya, masih banyak tugas dan tanggungjawab yang lebih penting yang menjadi skala prioritas harus di pikirkan oleh Pemkab Aceh Selatan karena sangat dibutuhkan oleh rakyat.
“Dalam beberapa tahun ini APBK Aceh Selatan tersedot untuk pembangunan beberapa Puskesmas untuk memperbaiki pelayanan kesehatan masyarakat, Irigasi, Tempat Pendaratan Ikan, peningkatan jalan serta fasilitas Pendidikan.
Kalau untuk stadion Sepakbola masih bisa dimanfaat yang sudah ada, dengan melakukan rehab ringan. Kita coba memperbaiki peningkatan ekonomi masyarakat dengan membangun fasilitas yang mendesak dan dibutuhkan,†tegas Bupati, yang mengaku sedang meninjau pembangunan Puskesmas Sawang.