Subulussalam (ANTARA Aceh) - Akses lalu lintas dari Subulussalam menuju Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam, Aceh, sudah bisa dilalui kendaraan roda dua dengan menggunakan rakit piber sejak putusnya jembatan utama di Desa Rantau Panjang dan Sikerabang.
Camat Longkib, Hal Haris saat dihubungi dari Subulussalam, Senin mengatakan, hubungan transportasi dari dan ke Longkib sejak Minggu (31/1) siang sudah bisa dilalui sepeda motor menggunakan rakit piber.
Ia menjelaskan rakit piber bantuan Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Subulussalam itu kini menjadi alternatif bagi warga Longkib untuk bisa menuju Kecamatan Runding dan Simpang Kiri.
"Yang paling penting saat ini warga sudah bisa keluar masuk menuju longkib, untuk mencari berbagai kebutuhan pokok rumah tangga, meskipun menggunakan rakit piber," tambahnya.
Sementara untuk kendaraan roda empat hingga saat belum bisa melintas karena kondisi jembatan putus total, sedangkan para petani di sana sangat membutuhkan jembatan untuk membawa hasil kebun mereka seperti kelapa sawit. Jika tidak, buah sawit yang sudah layak panen akan membusuk di batangnya.
Kondisi ini akan merugikan para petani di sana, yang selama ini menggantungkan nasib dari hasil usaha kebun sawit, sebagai mata pencarian, untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Saat ini warga sedang mencari kayu besar dan pohon kelapa untuk membuat jembatan darurat, agar bisa dilalui mobil," ungkap Hal Haris yang mengaku sedang berada di lokasi untuk memantau warganya yang melintasi arus sungai dengan menggunakan rakit piber.
Hal Haris mengatakan, Longkib yang terdiri dari sepuluh desa sudah ditetapkan darurat bencana, sehingga para korban akan mendapatkan bantuan masa panik dari BPBD dan Dinas Sosial selama lim hari ke depan.
"Sepuluh desa korban bencana, bantuan masa panik diberikan selama lima hari," paparnya.
Hal Haris mengatakan, banjir tidak hanya menghancurkan sejumlah jembatan di wilayahnya, namun sebanyak 16 rumah penduduk di Desa Bukit Alim rusak berat setelah dihantam banjir.
"Ada enam rumah penduduk, dapurnya hanyut, sementara 10 lainya rusak," jelasnya.
Ia menambahkan, Wakil Wali Kota Subulussalam, Salmaza dan Kadis Sosial Aceh sedang menuju ke Longkib untuk melihat kondisi jembatan yang putus serta korban banjir.
"Ini saya di lokasi sedang menunggu kedatangan Wakil Wali Kota dan Kadis Sosial Aceh, mereka sudah di jalan menuju kemari," tutupnya.
Camat Longkib, Hal Haris saat dihubungi dari Subulussalam, Senin mengatakan, hubungan transportasi dari dan ke Longkib sejak Minggu (31/1) siang sudah bisa dilalui sepeda motor menggunakan rakit piber.
Ia menjelaskan rakit piber bantuan Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Subulussalam itu kini menjadi alternatif bagi warga Longkib untuk bisa menuju Kecamatan Runding dan Simpang Kiri.
"Yang paling penting saat ini warga sudah bisa keluar masuk menuju longkib, untuk mencari berbagai kebutuhan pokok rumah tangga, meskipun menggunakan rakit piber," tambahnya.
Sementara untuk kendaraan roda empat hingga saat belum bisa melintas karena kondisi jembatan putus total, sedangkan para petani di sana sangat membutuhkan jembatan untuk membawa hasil kebun mereka seperti kelapa sawit. Jika tidak, buah sawit yang sudah layak panen akan membusuk di batangnya.
Kondisi ini akan merugikan para petani di sana, yang selama ini menggantungkan nasib dari hasil usaha kebun sawit, sebagai mata pencarian, untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Saat ini warga sedang mencari kayu besar dan pohon kelapa untuk membuat jembatan darurat, agar bisa dilalui mobil," ungkap Hal Haris yang mengaku sedang berada di lokasi untuk memantau warganya yang melintasi arus sungai dengan menggunakan rakit piber.
Hal Haris mengatakan, Longkib yang terdiri dari sepuluh desa sudah ditetapkan darurat bencana, sehingga para korban akan mendapatkan bantuan masa panik dari BPBD dan Dinas Sosial selama lim hari ke depan.
"Sepuluh desa korban bencana, bantuan masa panik diberikan selama lima hari," paparnya.
Hal Haris mengatakan, banjir tidak hanya menghancurkan sejumlah jembatan di wilayahnya, namun sebanyak 16 rumah penduduk di Desa Bukit Alim rusak berat setelah dihantam banjir.
"Ada enam rumah penduduk, dapurnya hanyut, sementara 10 lainya rusak," jelasnya.
Ia menambahkan, Wakil Wali Kota Subulussalam, Salmaza dan Kadis Sosial Aceh sedang menuju ke Longkib untuk melihat kondisi jembatan yang putus serta korban banjir.
"Ini saya di lokasi sedang menunggu kedatangan Wakil Wali Kota dan Kadis Sosial Aceh, mereka sudah di jalan menuju kemari," tutupnya.