Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan sebanyak delapan kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya terendam banjir yang dipicu curah hujan tinggi, sehingga menyebabkan 17.68 jiwa terdampak.
"Kondisi terakhir, debit air belum surut," kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui keterangan Pusat Data dan Informasi (Pusadatin) BPBA di Banda Aceh, Minggu.
BPBA menyebut peristiwa banjir di Pidie Jaya terjadi mulai Jumat (20/1). Saat ini ada 67 gampong atau desa dalam delapan kecamatan terendam meliputi Kecamatan Ulim sebanyak 21 gampong, Kecamatan Pante Raja tujuh gampong, Kecamatan Bandar Dua 12 gampong.
Selanjutnya, Kecamatan Meurah Dua sebanyak 10 gampong, Meureudu sebanyak 11 gampong, Bandar Baru terdapat tiga gampong, Trienggadeng tiga gampong dan Kecamatan Jangka Buya terdapat tiga gampong.
Ilyas mengatakan banjir Pidie Jaya dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Pidie Jaya menyebabkan debit air sungai Krueng Meureudu, Krueng Beuracan, Krueng Ulim, dan Krueng Putu meluap ke permukiman penduduk.
"Sehingga menggenangi rumah warga serta badan jalan dan lahan pertanian masyarakat," katanya.
Data sementara BPBA, sebanyak 4.157 unit rumah warga yang terendam banjir, serta korban terdampak sebanyak 17.628 jiwa dalam 6.776 kepala keluarga (KK). Petugas BPBD Pidie Jaya masih terus melakukan pendataan dampak banjir.
"Titik pengungsian di Kecamatan Bandar Dua terdapat di kantor keuchik (kepala desa) Gampong Blang Dalam dan Gampomg Babah Krueng, selebihnya masih dalam pendataan dan pemantauan," katanya.
Hingga kini, BPBD Pidie Jaya dan pihak terkait masih terus melakukan evakuasi masyarakat yang terdampak bencana banjir. Melakukan kaji cepat di lokasi kejadian, pendataan hingga mendirikan dapur umum.