Langsa (ANTARA Aceh) - Wakil Ketua Satuan Siswa Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Kota Langsa, Provinsi Aceh, Reva Mardiandi mengemukakan masyarakat harus mewaspadai berkembangnya gerakan anti Pancasila yang merupakan bahaya laten PKI yang terus bergeliat di tengah masyarakat.
"Kita sedang dihadapkan pada kenyataan bahwa neo PKI mulai berkembang di tengah masyarakat. Ini perlu segera dideteksi dan diberangus, sehingga tak ada rong-rongan terhadap Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa," katanya kepada wartawan di Langsa, Jumat.
Sebagai generasi muda yang berhimpun di bawah naungan Ormas Pemuda Pancasila, kata Reva, pihaknya memiliki tanggung jawab untuk menghalau tumbuh kembangnya neo PKI di tengah masyarakat.
Karenanya, kata dia, anak muda ini mengajak semua komponen untuk menangkal gerakan anti Pancasila sedini mungkin.
Diakuinya, keberadaan beragam organisasi kemasyarakatan bisa saja menjadi celah masuknya paham komunis dan anti Pancasila sehingga kerap menimbulkan kekacauan.
"Harus waspadai terhadap orang-orang berpaham komunis, anti Pancasila yang masuk ke organisasi tertentu atau mendirikan sebuah organisasi baru. Ini cikal pemantik kegaduhan," ujar Reva mengingatkan.
Dalam konteks Aceh kekinian, lanjut dia, perlu untuk terus menerus dicermati perkembangan masyarakatnya, agar tidak sampai damai Aceh yang terpelihara selama ini menjadi "surga" bagi golongan anti Pancasila untuk menyusup dan tumbuh subur.
"Kita perlu mawas diri, jangan terlena dengan damai yang tercipta. Adanya ajakan untuk mengibarkan bendera tertentu selain Sang Saka Merah Putih, juga bagian anti Pancasila yang tidak bisa ditelorir, terlebih jelang perhelatan pesta demokrasi seperti sekarang ini," tegasnya.
Reva menyatakan, aksi terorisme juga merupakan persenyawaan gerakan anti Pancasila yang terus perlu diwaspadai. Hal ini, menjadi tanggung jawab semua pihak tidak hanya aparat keamanan semata, melainkan setiap warga bangsa, khususnya kaum muda.