Singkil (ANTARA Aceh) - Jumlah wisatawan menjelang tahun baru 2017 yang berkunjung ke Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, sekitar 1.500 orang atau menurun drastis hingga 40 persen dibandingkan tahun yang sama 2016 yang mencapai 5.000 orang.
Ketua Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Aceh Singkil Satiman kepada wartawan di Singkil, Sabtu menyatakan, menurunnya kunjungan wisatawan ke PUlau Banyak pada tahun ini disebabkan banyak faktor, di antaranya jaraknya yang cukup jauh.
Menurutnya, menurunnya jumlah wisatawan baik asing maupun domestik bisa dilihat dari tingkat akomodasi hunian hotel dan arus angkutan boat atau fery yang sunyi.
Berbeda dengan musim libur tahun baru 2016, saking penuhnya kamar-kamar penginapan, wisatawan menginap di rumah warga, bahkan di luar rumah menggunakan kemah.
"Musim libur tahun ini rumah warga banyak yang tidak terisi, itu bisa jadi indikasi juga," ujar Satiman.
Hal senada juga diungkapkan Muhammad Study yang pernah bergiat di bidang Konsultan Yayasan Pulau Banyak, menurunnya jumlah wisatawan ke Pulau Banyak tahun ini sangat drastis sekali.
Menurut pengamatannya salah satu faktor penyebabnya, kurangnya standarisasi harga angkutan boat nelayan dan biaya penginapan.
"Padahal wisatawan tahun baru Januari 2016 lalu statistik pengunjung objek wisata Pulau Banyak diperkirakan mencapai 5.000-an orang, yang dominan warga Sumatera Utara, namun menjelang tahun baru 2017 ini statistik pengunjung ke pulau itu menurun drastis diperkirakan hanya mencapai 1.500 orang, sehingga sangat terasa sekali," katanya.
Selain itu, kata Study, kemungkinan orang-orang yang biasa berlibur ke Pulau Banyak, transportasinya kurang nyaman. Meski Aceh Singkil merupakan objek wisata favorit, tapi tidak ada perubahan yang signifikan di sektor pelayanan transportasi pariwisata. Hal ini dinilai menjadi faktor penyebab lain yang membuat menurunnya jumlah wisatawan.
Hal itu bisa dilihat dari biaya transportasi yang berbeda-beda, mulai dari boat angkutan Rp60 ribu hingga Rp100 ribu pulang pergi (PP).
"Kemudian untuk biaya penginapan disana juga sangat bervariasi, mulai dari tarif Rp50 ribu hingga Rp300 ribu per malam, bahkan tanpa kwitansi lagi," ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan, saat libur tahun baru 2017 ada beberapa rekannya yang menanyakan isu buaya laut di Pulau Tuangku (Haloban) yang ditangkap warga karena diduga telah memangsa nelayan disana. Semua yang mau ke Pulau Banyak, banyak yang bertanya soal isu buaya laut pemangsa tersebut.
"Jadi, adanya isu hewan reptil ganas itu, memang benar-benar berpengaruh sekali," katanya.