Banda Aceh (ANTARA) - Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh muslimat organisasi tersebut untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam upaya menurunkan angka stuting di setiap kawasan.
“Pencegahan stunting tersebut bukan hanya dilakukan waktu anak telah lahir, tapi juga harus dilakukan sejak masa kehamilan dan paling sederhana yang dilakukan adalah kursus bagi para calon pengantin yang akan membina rumah tangga,” kata Khofifah di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Sabtu.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela melantik sebanyak 21 Pimpinan Cabang Muslimat NU dan Rapat kerja wilayah Muslimat NU Aceh yang berlangsung di Anjong Mon Mata Banda Aceh.
Baca juga: Muslimat NU deklarasikan anti narkoba
Ia menjelaskan Muslimat NU di Aceh harus berperan dengan pemerintah kabupaten/kota dan juga dengan organisasi perempuan lainnya dalam menurunkan angka stunting di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu.
Adapun kegiatan yang bisa dilaksanakan seperti meningkatkan pemahaman terkait pemberian asupan gizi secara cukup kepada anak dan bersinergi dengan pemerintah sesuai jenjang dalam Gerakan penurunan stunting.
“Kita harus memulai dari sekarang dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia menuju Indonesia emas,” kata Khofifah yang juga Gubernur Jawa Timur.
Ia mengatakan Muslimat NU juga telah meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan menggerakkan sebanyak 11 ribu ibu-ibu yang mempunyai komitmen sama-sama menurunkan stunting.
Dalam kesempatan tersebut ia juga mengajak Muslimat NU di Aceh untuk menguatkan fungsi ibu sebagai pendidik, pembina generasi bangsa terhadap syariat Islam, akhlak dan ketauhidan yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Mari kita terus mendidik anak-anak kita yang berkarakter dan berakhlakulkarimah serta memberikan berbagai pemahaman tentang agama kepada elemen lainnya walaupun kecil, tapi memberikan manfaat yang sangat besar,” katanya.
Ia juga mengajak kaum Muslimat NU untuk terus meningkatkan kapasitas dan kemampuannya di mana secara kualitatif perempuan itu memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif.
Baca juga: Presiden: Kehadiran Muslimat NU sejukkan Jakarta
Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki mengatakan kader NU harus mempunyai militansi yang tinggi, tangguh menghadapi tantangan zaman dan siap menerima setiap perubahan.
“Sebagai organisasi perempuan maka muslimat NU harus berperan maksimal dalam memajukan dan memartabatkan kaum perempuan dalam bingkai pelaksanaan syariat Islam di Aceh,” kata Achmad Marzuki dalam sambutan tertulis dibacakan Plt Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Aceh Meutia Juliana.
Pihaknya mengajak Muslimat NU Aceh untuk berkolaborasi dengan organisasi perempuan lainnya dalam menjawab permasalahan perempuan Aceh terutama masalah ketahanan keluarga dan kekerasan terhadap perempuan.
“Kami meletakkan tanggung jawab besar kepada NU dan seluruh kader yang ada, untuk dapat mengambil peran dan berkiprah secara maksimal dalam penguatan pelaksanaan syariat Islam terutama di bidang pendidikan, dakwah dan sosial kemasyarakatan di Aceh,” katanya.
Baca juga: Khofifah minta muslimat NU maksimalkan layanan