Banda Aceh (ANTARA) - Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Safaruddin segera membenahi infrastruktur di kawasan pusat penjualan daging tradisi meugang yang sampai hari ini masih dikeluhkan masyarakat setempat.
"Kita akan segera membenahi infrastrukturnya, agar pada pelaksanaan meugang kedepannya lebih mudah dan nyaman diakses masyarakat," kata Safaruddin, di Abdya, Kamis.
Sebagai informasi, penjualan daging meugang menyambut bulan suci Ramadhan di Abdya tersebar di beberapa lokasi, dan pusatnya berada di kawasan bantaran sungai Krueng Beukah, Desa Meudang Ara, Kecamatan Blangpidie.
Baca juga: Harga daging meugang di Abdya tembus Rp220 ribu per kilogram
Dirinya mengatakan, pelaksanaan tradisi meugang di Abdya sejauh ini memang berjalan lancar. Apalagi, masyarakat mematuhi surat edaran yang dikeluarkan pemerintah untuk menyambut hari meugang ramadhan ini.
"Berdasarkan laporan petugas di lapangan, pelaksanaan penjualan daging meugang di sejumlah titik lokasi kecamatan alhamdulillah berjalan lancar. Saya berterima kasih kepada masyarakat karena telah menghargai edaran pemerintah," ujarnya.
Meski meugang berjalan lancar, tetapi kondisi infrastruktur dan instrumen penduduk lainnya di sana cukup memprihatinkan, dan ini perlu segera dibenahi, sehingga ke depannya lebih memudahkan masyarakat.
Salah satu kendala paling nyata, kata dia, adalah masalah parkir dan arus lalu lintas menuju ke lokasi penjualan daging meugang. Sehingga telah menyebabkan kemacetan.
Terutama di lokasi Krueng Beukah, banyak masyarakat mengeluhkan tentang tempat parkir, akses jalan masuk sempit dan menimbulkan kemacetan.
"Banyak masyarakat yang sudah masuk lokasi, keluarnya susah. Ke lokasi juga harus jalan kaki lebih kurang sampai 500 meter," katanya.
Maka dari itu, Pemerintah Abdya berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh di lokasi tersebut. Untuk langkah awal, ia bakal meminta masukan dari masyarakat serta pihak terkait untuk memperbaiki segala kekurangan di sana.
"Kita berharap, meugang tahun depan dapat berlangsung dengan lebih baik, tanpa kendala yang berarti," ujar pria yang akrab disapa Dhien Kallon itu.
Dalam kesempatan ini, dirinya juga menyampaikan bahwa tradisi meugang merupakan salah satu bentuk dari rasa syukur akan datangnya bulan suci Ramadhan. Serta menjadi momen masyarakat berkumpul bersama keluarga sembari menikmati hidangan khas dan berbagi kebahagiaan.
"Meugang tidak hanya menjadi ajang berkumpulnya masyarakat, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkuat tali silaturahmi antar warga," demikian Safaruddin.
Baca juga: Polres Abdya beri makan bergizi gratis bagi 234 siswa SMP Setia