Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Pemain belakang Persiraja Banda Aceh Luis Irsandi merasa yakin timnya bisa lolos Liga I pada musim kompetisi 2019, karena kesebelasan yang dijuluki "Lantak Laju" itu sudah berubah dan penanganannya lebih serius.
"Saya mau diajak bergabung ke Persiraja karena memang tim ini sekarang sudah berubah dan serius, sehingga pada musim depan masuk jajaran tim Liga I," katanya kepada wartawan di Banda Aceh, Senin.
Luis yang sudah lama malang melintang di Liga Indonesia ini dinobatkan sebagai pemain terbaik pada turnamen pramusim berlebel "Piala Presiden Persiraja" yang berakhir Jumat (16/3) malam di Stadion H.Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh, dan menerima hadiah Rp5 juta plus tropi.
Luis juga mengantarkan timnya Persiraja tampil sebagai juara, setelah pada turnamen yang diikuti empat tim peserta Liga II tersebut tidak pernah kalah, yakni dua kali menang dan sekali seri.
Peran dan tanggungjawabnya sebagai centre back (bek tengah) di jantung pertahanan, Persiraja hanya kebobolan satu gol dari tiga pertandingan.
Luis mengaku gembira bisa membela Persiraja dan hasil turnamen ini merupakan motivasi dan modal bagi diri dan teman-temannya untuk berlaga di Liga II pada musim ini.
Ia merasa yakin Persiraja yang menjadi kebanggaan masyarakat Aceh ini akan tampil baik pada Liga II mendatang.
Kehadiran Luis di tim "The Orange" ini telah memperkokoh barisan belakang. "Kalau lini belakang sudah bagus dan formasi ini kita pertahankan dan tingkatkan terus,` kata pelatih Persiraja Akhyar Ilyas.
Ketangguhan barisan belakang Persiraja saat ini, juga diakui Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman. "Kalau belakang sudah bagus," ujar Wali kota yang hobi bermain bola dan akrab disapa "Bang Carlos" ini.
Menyinggung terpilihnya sebagai pemain terbaik, Luis mengaku terkejut dan tidak menyangka terpilih sebagai "the best player" mengingat posisinya sebagai pemain belakang.
"Alhamdulillah. Saya senang, ini juga dukungan teman-teman. Saya tidak menyangka terpilih sebagai pemain terbaik," ujar pemain berambut keriwil sebahu ini.
Wajar saja perasaan mantan pemain PSMS Medan selama lima musim ini, karena posisinya sebagai stopper (bek tengah) bertugas menghadang dan mencegah serangan pemain lawan, yang rawan pelanggaran.
Pemain kelahiran 1992 yang merumput penuh dalam tiga pertandingan Persiraja pada turnamen tersebut, tampil taktis dan terampil menguasai bola, menjaga daerah pertahanan serta area berbahaya finalti, tanpa terkena kartu kuning.
Pemain belakang yang berhasil terhindar dari kartu kuning dan bermain penuh selama tiga pertandingan dalam pramusim ini, memenuhi kriteria dianugerahi gelar pemain terbaik. "Selama pertandingan ini memang saya tidak pernah dapat kartu kuning," ujarnya.
Tampilan nyentrik rambut kriwil sebahu mirip stopper legenda Spanyol Charles Puyol, membuat penonton mudah mengenalnya dalam setiap aksi mengawal lini belakang tim berjuluk Laskar Rencong ini.
Stopper yang mengawali karir di Sekolah Sepakbola (SSB) Gaperta Pardede tahun 2004 -2005 ini, begitu disiplin menjaga dan mengkoordinir wilayah pertahanan yang dibantu rekannya Irsyad Habib, serta Agus Suhendra.
Pemain nomor punggung 42 di Persiraja ini, rajin bergerak sepanjang pertandingan membayangi dan menghadang pemain lawan, dan sesekali membantu serangan.
"Dalam pikiran seorang pemain belakang yang penting jangan sampai kebobolan. Kalau bisa mencetak gol tergantung rezeki," ujar anak pertama dari dua bersaudara buah cinta kasih Irwan Effendi dan Rostina ini.