Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sejak sepekan terakhir terus membaik dan kini sudah tembus Rp1.000/kg setelah setahun lebih berada pada kisaran Rp500 – Rp600/kg.

"Petani kebun sawit di Kabupaten Abdya boleh sedikit lega dengan naiknya harga sawit sejak sepekan terakhir ini,” kata pengusaha gudang pengupul di wilayah Babahrot, Abdya, Yusran Adek di Blangpidie, Senin.

Baca juga: Nagan Raya replanting 3.224 hektare lahan kelapa sawit masyarakat

Yusran Adek yang juga anggota DPRK Abdya mengatakan sejak sepekan terakhir harga TBS kelapa sawit tingkat petani dibeli pengusaha (agen) pengepul dengan harga Rp980 sampai dengan Rp1.000/kg.

“Agen pengepul itu biasanya tiap hari turun ke kebun-kebun masyarakat menggunakan mobil pick up khusus membeli sawit. Buah sawit usai dipanen oleh petani dibelinya lalu dijual kembali ke pengusaha gudang,” katanya.

Baca juga: Produksi CPO Aceh Barat naik 172.842 ton per tahun

Setelah TBS sawit terkumpul dalam jumlah banyak, baru kemudian pengusaha gudang atau pemilik RAM memasok ke pabrik kelapa sawit (PKS) dan harga pembelian tingkat pabrik di Kabupaten Nagan Raya senilai Rp1.200/kg.

“Alhamdulillah, dengan kenaikan harga TBS kelapa sawit ini petani di desa-desa sudah mulai merawat kembali kebun-kebun mereka. Saat ini petani di kawasan kebun rakyat sibuk melakukan pembersihan dan pemupukan,” katanya.

Baca juga: Gapki perkirakan harga CPO akan membaik

Pernyataan pengusaha RAM terhadap kenaikan harga TBS kelapa sawit sejak sepekan terakhir di Kabupaten Abdya juga diakui oleh petani salah seorang petani di Desa Ie Lhob, Kecamatan Tangan-Tangan, Amiruddin.

“Iya benar, kemarin saya ada panen sebanyak satu ton dibayar Rp1 juta oleh agen pengepul. Setelah dipotong ongkos panen Rp200 ribu/ton, maka saya mendapat hasil bersih Rp800 ribu dari lahan satu hektare,” katanya.

Amiruddin mengakui memiliki lahan sawit seluas dua hektare di desanya, namun belum semuanya menghasilkan, karena proses penanamannya dulu dilakukan secara bertahap.

“Yang sudah produksi satu hektare, sisanya belum menghasilkan dan insyaallah satu tahun lagi baru panen semua. Jadi, kami berharap mudah-mudahan harganya terus meningkat, jangan seperti sebelumnya,” harapnya.

Sebelumnya, harga TBS sawit di tingkat petani hanya berada pada kisaran Rp500 sampai Rp600/kg, sehingga setelah dipotong ongkos panen Rp200/kg, maka pendapatan petani dari produksi sawit hanya Rp300/kg.

Anjloknya harga sawit sejak satu tahun lalu membuat petani malas membersihkan kebun mereka lantaran anggaran pembersihan dan biaya pemupukan dikeluarkan tidak sebanding dengan pendapatan.

Namun, sejak sepekan terakhir petani di daerah tersebut sudah mulai gairah kembali membersihkan dan merawat kebun sawit mereka setelah harga sawit tembus Rp1.000/kg tingkat petani.

Pewarta: Suprian

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019