Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tgk Chik Pante Kulu menggelar kegiatan Internasional Guest Lecture dengan menghadirkan pemateri putra Aceh yang saat ini bermukim di Australia.
Acara dikemas dalam bentuk seminar tersebut mengangkat tema "update issue and challenges Islamic Education In Australia" dan diikuti oleh 100 peserta berlangsung di Aula STAI) Tgk Chik Pante Kulu, Darussalam, Banda Aceh, Jumat.
Ketua Pelaksana STAI Tgk Chik Pante Kulu International Guest Lecture Burhanuddin mengatakan kegiatan yang dilaksanakan program Pendidikan Agama Islam (PAI) STAI Tgk Chik Pante Kulu itu sebagai upaya dalam merespons isu pendidikan Islam yang semakin berkembang terutama di dunia barat.
"Pemateri adalah pendiri Ashabul Kahfi Islamic Center Sydney, Australia Dr Teuku Chalidin Yacob. Beliau saat ini menjadi tokoh Muslim Australia dan Asia,” kata Burhanuddin.
Burhanuddin mengatakan banyak orang Aceh berdiaspora di luar negeri dan menjadi tokoh di luar negeri yang berjuang mengembangkan Islam dan pendidikan Islam.
"Seperti Teuku Chalidin Yacob, mengembangkan pendidikan Islam melalui berbagai komunitas dan lembaga Ashabul Kahfi Center," kata Burhanuddin menyebutkan.
Dr Teuku Chalidin Yacob dalam paparannya menceritakan tentang sejarah awal mula kedatangan Muslim Melayu sebagai penemu benua Australia.
Menurutnya muslim Bugis datang 150 tahun lebih dulu dari kedatangan James Cock pada 1770 yang mengklaim wilayah Australia sebagai wilayah mereka.
Ia menambahkan dengan kedatangan muslim Bugis lah dari situ dimulainya pendidikan dan kebiasaan masyarakat Aborigin berasimilasi dengan kebudayaan Bugis. Dan semenjak itu pula proses kedatangan masyarakat muslim ke Australia semakin berkembang hingga hari ini.
Namun tantangan dan isu-isu pendidikan Islam hari ini menjadi lebih menarik di kalangan warga negara Australia. Terlebih setelah kasus penyerangan warga muslim di Selandia Baru beberapa waktu yang lalu.
Saat ini keinginan warga Australia untuk mengenal Islam secara lebih dekat semakin bertambah. Bahkan dan ada diantara mereka yang menerima Islam dan memeluk Islam setelah mereka mengkaji dan mempelajarinya.
"Dan ini tentunya menjadi berkah bagi ummat Islam yang tinggal di negara orang," pungkas Dr Teuku Chalidin Yacob.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Acara dikemas dalam bentuk seminar tersebut mengangkat tema "update issue and challenges Islamic Education In Australia" dan diikuti oleh 100 peserta berlangsung di Aula STAI) Tgk Chik Pante Kulu, Darussalam, Banda Aceh, Jumat.
Ketua Pelaksana STAI Tgk Chik Pante Kulu International Guest Lecture Burhanuddin mengatakan kegiatan yang dilaksanakan program Pendidikan Agama Islam (PAI) STAI Tgk Chik Pante Kulu itu sebagai upaya dalam merespons isu pendidikan Islam yang semakin berkembang terutama di dunia barat.
"Pemateri adalah pendiri Ashabul Kahfi Islamic Center Sydney, Australia Dr Teuku Chalidin Yacob. Beliau saat ini menjadi tokoh Muslim Australia dan Asia,” kata Burhanuddin.
Burhanuddin mengatakan banyak orang Aceh berdiaspora di luar negeri dan menjadi tokoh di luar negeri yang berjuang mengembangkan Islam dan pendidikan Islam.
"Seperti Teuku Chalidin Yacob, mengembangkan pendidikan Islam melalui berbagai komunitas dan lembaga Ashabul Kahfi Center," kata Burhanuddin menyebutkan.
Dr Teuku Chalidin Yacob dalam paparannya menceritakan tentang sejarah awal mula kedatangan Muslim Melayu sebagai penemu benua Australia.
Menurutnya muslim Bugis datang 150 tahun lebih dulu dari kedatangan James Cock pada 1770 yang mengklaim wilayah Australia sebagai wilayah mereka.
Ia menambahkan dengan kedatangan muslim Bugis lah dari situ dimulainya pendidikan dan kebiasaan masyarakat Aborigin berasimilasi dengan kebudayaan Bugis. Dan semenjak itu pula proses kedatangan masyarakat muslim ke Australia semakin berkembang hingga hari ini.
Namun tantangan dan isu-isu pendidikan Islam hari ini menjadi lebih menarik di kalangan warga negara Australia. Terlebih setelah kasus penyerangan warga muslim di Selandia Baru beberapa waktu yang lalu.
Saat ini keinginan warga Australia untuk mengenal Islam secara lebih dekat semakin bertambah. Bahkan dan ada diantara mereka yang menerima Islam dan memeluk Islam setelah mereka mengkaji dan mempelajarinya.
"Dan ini tentunya menjadi berkah bagi ummat Islam yang tinggal di negara orang," pungkas Dr Teuku Chalidin Yacob.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019