Dosen fakultas pendidikan Universitas Negeri Jakarta Asep Supena, menjelaskan pentingnya bagi guru, dan kepala sekolah untuk memahami pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus atau disabilitas.
 
Sosialisasi khusus kepada guru, karena selama ini masih kurang dan belum banyak diketahui dalam menyampaikan kepada masyarakat tentang kondisi pendidikan terhadap anak disabilitas, katanya di Banda Aceh, Senin.

Dalam workshop yang diselenggarakan Yayasan Pionir Nusantara dan diikuti belasan guru sekolah program inklusif di Kota Banda Aceh itu, ia menegaskan kembali pentingnya sosialisasi lebih gencar soal pendidikan terhadap disabilitas.

Selama ini, kata dia anak disabilitas di sekolah umum masih belum sama perhatiannya dari pihak sekolah, bahkan ada anggapan  jika digabung maka akan menggangu siswa lainnya  sehingga ada kesan halus sekolah umum untuk menolaknya.

Menurutnya perlu terus dilakukan sosialisasi bagi tenaga pengajar. Selain jika sekolah umum menampung disabilitas (inklusi) maka perlu disiapkan juga guru khusus untuk mennganinya.

 

 

Untuk pendidikan anak disabilitas  harus disiapkan guru khusus, fasilitas khusus dan sekolahnya khusus .

Bagi orang tua menginginkan anaknya dapat mengembangkan diri ketika ia dewasa. Bahkan untuk prestasi meskipun anak tersebut punya kekurangan.

Sementara itu presidium Yayasan Pionir Nusantara Aceh, Anas M Adam mengatakan ia ingin agar guru di Aceh mau bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan membantu pemerintah pusat dan daerah agar lebih baik dalam mengajar anak kebutuhan khusus.

Saya sudah lakukan di lima kabupaten/kota sosialisasi guru khusus Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya dan Bireuen melalui program gerakan guru khusus. 

Sekarang tinggal lagi pemerintah Aceh melalui dinas pendidikan mau melakukan agar anak kebutuhan khusus tepat sasaran penanganannya.

Anak berkebutuhan khusus harus diperhatikan sama dengan anak biasa lainnya. Ini penting karena ada UU Nomor 8 tahun 2016 semua anak punya hak sama dalam pendidikan.

Anak autis, tuna rungu (tidak bisa mendengar), tuna netra (tidak bisa melihat), tuna grahita (tidak pintar atau mengalami hambatan intelektual) 

Disleksia (anak berkebutuhan khusus tapi pandai dalam pendidikan dan ilmu matematika).

 
 

Pewarta: Azhari

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019