Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Akmal Ibrahim mengemukakan Masjid Agung yang berada di Desa Seunaloh bukan milik sekelompok orang, sehingga siapapun boleh datang dan melaksanakan ibadah tanpa ada perbedaan.
"Rumah ibadah ini milik kita bersama dan harus kita jaga secara bersama-sama. Jadi, perlu saya sampaikan juga bahwa kita di sini tidak ada perbedaan, karena masjid ini adalah milik seluruh masyarakat Abdya,” kata Akmal Ibrahim di Blangpidie, Selasa.
Bupati Akmal menyampaikan pernyataan tersebut dihadapan puluhan ribu masyarakat pada acara syukuran dan peresmian pengunaan Masjid Agung Kabupaten Abdya di Desa Seunaloh, Kecamatan Blangpidie.
Acara yang berlangsung Selasa pagi itu diisi dengan acara kenduri maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus penyampaian ceramah akbar oleh ustad Bakhtiar Nasir dari Jakarta dan dihadiri belasan ribu warga setempat.
Bupati Akmal mengatakan rumah ibadah yang diresmikan itu merupakan masjid kebanggaan seluruh masyarakat Abdya, sehingga siapapun boleh datang dan melaksanakan shalat tanpa ada perbedaan.
"Masjid ini milik kita bersama dan harus kita jaga bersama. Dan perlu saya sampaikan juga bahwa kita di sini tidak ada perbedaan, karena Masjid Agung ini adalah milik seluruh masyarakat Abdya," katanya.
Oleh karena itu Bupati mengingatkan penjaga masjid agar nantinya tidak mengunci masjid meskipun bukan waktu shalat, karena masjid ini merupakan milik Allah SWT, bukan milik sekelompok.
“Masjid adalah tempat pemersatu umat, maka selama itu dijalankan sesuai perintah Allah siapapun dia boleh memasuki masjid ini, bahkan rapat desa pun boleh dilaksanakan di dalam masjid ini,” katanya.
Usai penyampaian kata sambutan oleh kepala daerah, kemudian Bupati Akmal Ibrahim melaksanakan penandatangan prasasti Masjid Agung Abdya disaksikan oleh Ustad Bakhtiar Nasir, Forkompikab, para pejabat dan masyarakat. Setelah itu dilanjutkan ceramah agama.
Setelah tausiah yang disampaikan oleh Ustad Bakhtiar Nasir selesai, belasan ribu masyarakat langsung mencicipi hidangan yang telah disediakan oleh masing-masing Satuan Perangkat Kerja Kabupaten Abdya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
"Rumah ibadah ini milik kita bersama dan harus kita jaga secara bersama-sama. Jadi, perlu saya sampaikan juga bahwa kita di sini tidak ada perbedaan, karena masjid ini adalah milik seluruh masyarakat Abdya,” kata Akmal Ibrahim di Blangpidie, Selasa.
Bupati Akmal menyampaikan pernyataan tersebut dihadapan puluhan ribu masyarakat pada acara syukuran dan peresmian pengunaan Masjid Agung Kabupaten Abdya di Desa Seunaloh, Kecamatan Blangpidie.
Acara yang berlangsung Selasa pagi itu diisi dengan acara kenduri maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus penyampaian ceramah akbar oleh ustad Bakhtiar Nasir dari Jakarta dan dihadiri belasan ribu warga setempat.
Bupati Akmal mengatakan rumah ibadah yang diresmikan itu merupakan masjid kebanggaan seluruh masyarakat Abdya, sehingga siapapun boleh datang dan melaksanakan shalat tanpa ada perbedaan.
"Masjid ini milik kita bersama dan harus kita jaga bersama. Dan perlu saya sampaikan juga bahwa kita di sini tidak ada perbedaan, karena Masjid Agung ini adalah milik seluruh masyarakat Abdya," katanya.
Oleh karena itu Bupati mengingatkan penjaga masjid agar nantinya tidak mengunci masjid meskipun bukan waktu shalat, karena masjid ini merupakan milik Allah SWT, bukan milik sekelompok.
“Masjid adalah tempat pemersatu umat, maka selama itu dijalankan sesuai perintah Allah siapapun dia boleh memasuki masjid ini, bahkan rapat desa pun boleh dilaksanakan di dalam masjid ini,” katanya.
Usai penyampaian kata sambutan oleh kepala daerah, kemudian Bupati Akmal Ibrahim melaksanakan penandatangan prasasti Masjid Agung Abdya disaksikan oleh Ustad Bakhtiar Nasir, Forkompikab, para pejabat dan masyarakat. Setelah itu dilanjutkan ceramah agama.
Setelah tausiah yang disampaikan oleh Ustad Bakhtiar Nasir selesai, belasan ribu masyarakat langsung mencicipi hidangan yang telah disediakan oleh masing-masing Satuan Perangkat Kerja Kabupaten Abdya.
Editor : Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020