Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Lestari Moerdijat mengatakan acara Kenduri Kebangsaan di Kabupaten Bireuen, Aceh, Sabtu bagian dari konsolidasi dan tidak terlepas dari semangat empat pilar kebangsaan.
Adapun acara tersebut diselenggarakan oleh Yayasan Sukma dan Forum Bersama (Forbes) Anggota DPR RI-DPD RI asal Aceh.
"Tentu kenduri ini adalah bagian dari merajut kebangsaan dan keindonesiaan, merajut kebangsaan Indonesia tentu tidak lepas dari semangat dan filosofi dari empat pilar kebangsaan Pancasila, NKRI, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika," kata Lestari di Sekolah Sukma Bangsa, Bireuen, Aceh, Sabtu.
Lebih lanjut, Politikus Partai NasDem tersebut menyatakan bahwa acara tersebut digagas oleh Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh selaku Pembina Yayasan Sukma.
"Ketika menerima audiensi dari kawan-kawan anggota MPR, DPR, dan DPD se-Provinsi Aceh yang tergabung dalam Forbes. Pada saat itu, kawan-kawan menyampaikan kepada Pak Surya kondisi yang terjadi di Aceh pasca pemilu legislatif dan pemilu presiden," kata dia.
Pasca pemilu, kata dia, masyarakat di Aceh masih terpecah dan terbelah.
"Padahal, pusat semuanya sudah melakukan rekonsiliasi. Biasa kalau pendulum tuh goyangannya kan atas kecil bawahnya luar biasa. Oleh sebab itu akhirnya Pak Surya menyampaikan, ya sudah kalau begitu mari kita laksanakan rekonsiliasi," ucap Lestari.
Ia menyatakan bentuk yang paling tepat dan sesuai dengan kearifan lokal di Aceh adalah tradisi kenduri.
"Di mana ketika orang melakukan kenduri, semua duduk bersama, sama rata sama rasa, dan dari semua golongan, dan biasanya selepas kenduri ketika hari raya Lebaran juga sangat besar, dan tradisi ini kita ambil karena dengan kenduri ini kita harapkan kita bisa memulai sesuatu dengan baru," ujar dia.
Adapun alasan penyelenggaraan kenduri tersebut di Bireuen, ia menyatakan karena faktor sejarah dan Bireuen pernah menjadi pusat pendidikan.
"Pertama karena sejarah. Kita tahu bagaimana Bireuen pernah menjadi pusat pendidikan tetapi yang juga orang kadang-kadang lupa Bireuen pernah dalam waktu yang pendek menjadi ibukota negara. Waktu itu Belanda mengatakan agresi II sudah merebut kembali Indonesia tetapi dari Bireuen siaran radio menembus sampai India memberitahu Indonesia masih ada dan ibukotanya di sini," kata dia.
Acara tersebut juga akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hajimuljono, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, dan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Adapun acara tersebut diselenggarakan oleh Yayasan Sukma dan Forum Bersama (Forbes) Anggota DPR RI-DPD RI asal Aceh.
"Tentu kenduri ini adalah bagian dari merajut kebangsaan dan keindonesiaan, merajut kebangsaan Indonesia tentu tidak lepas dari semangat dan filosofi dari empat pilar kebangsaan Pancasila, NKRI, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika," kata Lestari di Sekolah Sukma Bangsa, Bireuen, Aceh, Sabtu.
Lebih lanjut, Politikus Partai NasDem tersebut menyatakan bahwa acara tersebut digagas oleh Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh selaku Pembina Yayasan Sukma.
"Ketika menerima audiensi dari kawan-kawan anggota MPR, DPR, dan DPD se-Provinsi Aceh yang tergabung dalam Forbes. Pada saat itu, kawan-kawan menyampaikan kepada Pak Surya kondisi yang terjadi di Aceh pasca pemilu legislatif dan pemilu presiden," kata dia.
Pasca pemilu, kata dia, masyarakat di Aceh masih terpecah dan terbelah.
"Padahal, pusat semuanya sudah melakukan rekonsiliasi. Biasa kalau pendulum tuh goyangannya kan atas kecil bawahnya luar biasa. Oleh sebab itu akhirnya Pak Surya menyampaikan, ya sudah kalau begitu mari kita laksanakan rekonsiliasi," ucap Lestari.
Ia menyatakan bentuk yang paling tepat dan sesuai dengan kearifan lokal di Aceh adalah tradisi kenduri.
"Di mana ketika orang melakukan kenduri, semua duduk bersama, sama rata sama rasa, dan dari semua golongan, dan biasanya selepas kenduri ketika hari raya Lebaran juga sangat besar, dan tradisi ini kita ambil karena dengan kenduri ini kita harapkan kita bisa memulai sesuatu dengan baru," ujar dia.
Adapun alasan penyelenggaraan kenduri tersebut di Bireuen, ia menyatakan karena faktor sejarah dan Bireuen pernah menjadi pusat pendidikan.
"Pertama karena sejarah. Kita tahu bagaimana Bireuen pernah menjadi pusat pendidikan tetapi yang juga orang kadang-kadang lupa Bireuen pernah dalam waktu yang pendek menjadi ibukota negara. Waktu itu Belanda mengatakan agresi II sudah merebut kembali Indonesia tetapi dari Bireuen siaran radio menembus sampai India memberitahu Indonesia masih ada dan ibukotanya di sini," kata dia.
Acara tersebut juga akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hajimuljono, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, dan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020