Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah meninjau kesiapan dan peralatan medis Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh untuk menangani pasien suspect virus corona.
"Pada prinsipnya kita sudah siap menangani pasien suspect corona. Kita sudah memiliki SOP khusus sesuai petunjuk Kemenkes dan Presiden," kata Nova usai meninjau Respiratory Intensive Care Unit (RICU) RSUZA tempat penanganan pasien suspect corona di RSUZA, Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan Pemerintah Aceh melalui Dinas Kesehatan dan RSUZA siap menangani pasien-pasien teridentifikasi penularan COVID-19 atau lebih dikenal dengan virus corona.
Nova juga meminta Direktur RSUZA untuk melengkapi alat penanganan pasien suspect corona, agar penanganannya tanpa ada kendala.
Ada pun fasilitas medis di ruang penanganan corona yang sudah terpenuhi diantaranya ruangan berventilator dan ketersediaan monitor untuk memantau kondisi pasien tanpa harus masuk ke dalam ruang perawatannya.
Sementara alat yang belum ada di ruangan penanganan suspect corona adalah USG dan bronkoskopi.
Ia mengatakan USG (Ultrasonography) diperlukan untuk memantau frekuensi dan memproduksi gambar tubuh bagian dalam pasien.
Sementara bronkoskopi adalah alat untuk memvisualisasikan bagian dalam saluran pernapasan, laring dan paru-paru. Alat ini dipakai dokter untuk mendiagnosis kelainan saluran pernafasan dengan cara memasukkan ke dalam saluran pernapasan melalui hidung atau mulut.
Kedua alat tersebut adalah alat baru yang khusus dipakai di ruangan Ricu dengan harganya ditaksir Rp15 miliar.
“Peralatan tersebut harus segera kita adakan, sebab jika terjadi apa-apa nanti kita pasti akan menyesalinya," kata Nova.
Plt Gubernur menegaskan dirinya akan segera mencari solusi agar anggaran pengadaan kedua alat tersebut tidak menyalahi aturan.
"Barangkali ada mekanisme di keuangan yang memungkinkan kita manfaatkan, seperti mekanisne penggunaan anggaran karena force majeure (keadaan memaksa)," kata Nova.
Plt Gubernur mengatakan akan membahasnya bersama dengan Ketua TAPA yaitu Sekda Aceh dan Kepala Dinas Keuangan untuk membahas hal tersebut.
"Ricu ini harus siap fasilitasnya 100 persen. Kita harus antisipasi secepatnya. Dari tinjauan kita, hari ini kita harus siapkan sekitar Rp5 miliar. Segera kita putuskan sumber uangnya," kata Nova.
Plt Gubernur meminta agar diberikan intensif yang maksimal kepada mereka yang menangani pasien suspect COVID-19.
“Kalau ngak ada aturan yang melanggar, berikan kepada mereka supaya psikologi mereka terbantu," kata Nova.
Selain itu, Nova juga meminta agar petugas karantina untuk memeriksa kesehatan masyarakat yang melintasi pintu masuk Aceh khususnya di bandara.
"Periksa bukan hanya yang datang dari luar (luar negeri) tapi juga dari dalam. Kita harus antisipasi cepat agar bisa ditangani segera jika ada yang terdeteksi," kata Nova.
Direktur RSUZA, dr Azharuddin mengatakan saat ini dua pasien yang mengalami gejala mirip gejala COVID-19 ditangani di ruang Ricu RSUZA, di mana hasil laboratorium pemeriksaan atas mereka telah dikirim ke Balitbang Kesehatan di Jakarta.
"Kita telah mengirim hasil laboratorium ke Balitbang kesehatan. Sementara ini mereka kita rawat sebagai pasien suspect, ketika ada hasil baru kita putuskan status pasien (apa negatif atau positif)," kata dr Azharuddin.
Azharuddin menyebutkan, RSUZA punya enam kamar untuk perawatan bagi pasien suspect corona.
Ia mengatakan dokter, perawat hingga petugas kebersihan ruangan yang berkontak langsung dengan pasien suspect akan dikarantina selama dua pekan sebelum dibolehkan pulang ke tempat asal.
Pihak rumah sakit menyediakan satu bangsal yaitu Ruang Mamplam 2 (Ruang Rawat Penyakit Dalam Wanita).
"Siapa yang berkontak dengan pasien tidak boleh pulang. Dievaluasi selama dua minggu di sini," kata Azharuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020