Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman mengklaim, aplikasi Quick Response Indonesian Standard (QRIS) atau standar kode respons cepat sejalan dengan program smart city atau kota pintar yang tengah diterapkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh.

"Jadi QRIS ini, sangat sejalan dan mendukung Banda Aceh smart city," kata Aminullah di Banda Aceh, Jumat.

Ia mengatakan, QRIS sendiri merupakan metode transaksi pembayaran dengan menggunakan scan atau memindai melalui kode QR yang sudah distandardisasi oleh Bank Indonesia.

QRIS merupakan sebagai acuan pembayaran melalui "QR Code" yang tengah marak dewasa ini dilakukan di Indonesia, sekaligus sebagai langkah baru dalam pengembangan ekonomi dan keuangan digital.

"Nantinya, masyarakat di Banda Aceh dapat membayar dengan scan kode QR saja di seluruh merchant termasuk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang menerima pembayaran QR berbasis QRIS," ungkap dia.

Terkait smart city, lanjut Aminullah, Banda Aceh telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai salah satu percontohan penerapan kota pintar dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia, dan Banda Aceh termasuk dalam "Gerakan Menuju 100 Smart City".

Menurutnya, dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan dalam menyukseskan Banda Aceh smart city, dan saat ini pemkot setempat telah memiliki 95 aplikasi berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

"Ke-83 aplikasi untuk pelayanan publik, dan 12 sisanya berupa layanan privat atau internal pemerintah. Jumlah ini akan terus kita tambah, agar kinerja Pemkot Banda Aceh semakin efektif dan efisien," katanya.


Salah satu upaya Pemkot Banda Aceh dalam mendorong pemanfaatan TIK juga melalui stimulus bagi tumbuhnya perekonomian di ibu kota Provinsi Aceh.

"Yang paling kentara, UMKM sebagai tulang punggung perekonomian kota kini tumbuh pesat. Jika di kabupaten/kota lain di Aceh jumlahnya rata-rata masih di bawah 5.000 unit, Banda Aceh sudah punya 12 ribu lebih per 2019 lalu," tuturnya.

Seperti diketahui, Bank Indonesia perwakilan Aceh telah melakukan sosialisasi QRIS yang diikuti para pimpinan perbankan, dan ratusan pelaku UMKM di Aula Gedung Mawardy Nurdin, Balai Kota Banda Aceh, Rabu (11/3).

"Bank Indonesia selaku otoritas keuangan sebelumnya sudah menggagas pembayaran nontunai melalui kartu, dan sekarang pembayaran digital dengan scan QR," ungkap Wali Kota Aminullah.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Aceh, Zainal Arifin Lubis, menyatakan QRIS merupakan langkah baru yang berguna agar memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi.

"Banda Aceh sebagai salah satu pilot project smart city di Indonesia, menurut saya sangat siap untuk menerapkanya," kata dia.


Ia menyebut, QRIS juga merupakan tindak lanjut dari Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) yang merupakan suatu sistem mengintegrasikan berbagai kanal pembayaran transaksi elektronik atau non tunai.

Penggunaan QRIS menjadi momentum yang penting bagi Banda Aceh dalam pemanfaatan teknologi agar semakin maju dan tidak tertinggal dengan daerah lain di Indonesia.

"Sosialisasi QRIS ini kita gelar 9-15 Maret 2020 dalam tajuk Pekan QRIS Nasional. Di Banda Aceh puncaknya kita gelar di area CFD (Car Free Day) pada minggu mendatang," tutur Zainal.

 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020