CEO PT Trans Continent Ismail Rasyid menyatakan dirinya telah mundur dari seleksi calon kepala Badan pengusahaan Kawasan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) karena ingin fokus membangun Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong.
“Pengunduran diri dari seleksi calon Kepala BPKS Sabang sudah saya sampaikan secara lisan yang pertama kepada Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah awal Maret lalu,” kata Ismail Rasyid dalam siaran pers diterima Antara di Banda Aceh, Selasa.
Ia menjelaskan dirinya ingin fokus pada percepatan pengembangan bisnis dan investasi di Aceh yakni di KIA Ladong, KEK Lhokseunawe dan rencana-rencana serta prospek lainnya di Aceh.
Ia mengatakan awalnya dirinya sangat ingin berpartisipasi langsung dalam pengembangan BPKS, karena aktivitas bisnis dan pengalaman yang berkaitan dan hampir sama dengan aktivitas di BPKS Sabang.
Menurut dia dengan alasan tersebut, maka dirinya mengikuti dan melalui proses yang sangat profesional, objektif dan berintegritas sesuai dengan yang digariskan oleh panitia seleksi hingga tes terakhir di Jakarta.
Ismail Rasyid juga mengatakan pengunduran dirinya tersebut juga mempertimbangkan tentang investasi yang sudah dinvestasikan di Aceh daratan terutama KIA Ladong.
Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Unsyiah di Jakarta dan sekitarnya tersebut juga mengatakan pergerakan KIA Ladong sangat lambat karena basis infrastruktur belum memadai yang disiapkan oleh pemerintah.
Karena itu dirinya ingin fokus di investasi agar bisa melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak pemerintah untuk percepatannya serta menghindari conflict of interest apabila saya berada dalam posisi di pemerintahan.
Ismail Rasyid mengaku sangat bahagia bisa berinvestasi di Aceh dan senang bertemu dengan orang tua dan saudara-saudara di kampung halaman serta bermitra dengan pemerintah.
“Tidak ada yang menekan saya harus mundur dan saya tidak bisa diatur oleh siapa pun. Saya tidak berubah pikiran tapi pikiranlah yang mengubah keputusan saya,” katanya.
PT Trans Continent merupakan perusahaan yang bergerak di bidang multi moda transport, logistics & supply chain dengan core business di bidang industri pertambangan, perminyakan, energi serta perdagangan domestik maupun internasional dengan 19 cabang di Indonesia, dua di luar negeri (Perth & Manila) serta jaringan kerja di 80 negara. Perusahaan ini dirintis pada 2003 di Balikpapan, Kalimantan serta memiliki sekitar 400 karyawan dan 450 unit alat-alat kerja baik ukuran besar, sedang dan kecil.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
“Pengunduran diri dari seleksi calon Kepala BPKS Sabang sudah saya sampaikan secara lisan yang pertama kepada Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah awal Maret lalu,” kata Ismail Rasyid dalam siaran pers diterima Antara di Banda Aceh, Selasa.
Ia menjelaskan dirinya ingin fokus pada percepatan pengembangan bisnis dan investasi di Aceh yakni di KIA Ladong, KEK Lhokseunawe dan rencana-rencana serta prospek lainnya di Aceh.
Ia mengatakan awalnya dirinya sangat ingin berpartisipasi langsung dalam pengembangan BPKS, karena aktivitas bisnis dan pengalaman yang berkaitan dan hampir sama dengan aktivitas di BPKS Sabang.
Menurut dia dengan alasan tersebut, maka dirinya mengikuti dan melalui proses yang sangat profesional, objektif dan berintegritas sesuai dengan yang digariskan oleh panitia seleksi hingga tes terakhir di Jakarta.
Ismail Rasyid juga mengatakan pengunduran dirinya tersebut juga mempertimbangkan tentang investasi yang sudah dinvestasikan di Aceh daratan terutama KIA Ladong.
Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Unsyiah di Jakarta dan sekitarnya tersebut juga mengatakan pergerakan KIA Ladong sangat lambat karena basis infrastruktur belum memadai yang disiapkan oleh pemerintah.
Karena itu dirinya ingin fokus di investasi agar bisa melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak pemerintah untuk percepatannya serta menghindari conflict of interest apabila saya berada dalam posisi di pemerintahan.
Ismail Rasyid mengaku sangat bahagia bisa berinvestasi di Aceh dan senang bertemu dengan orang tua dan saudara-saudara di kampung halaman serta bermitra dengan pemerintah.
“Tidak ada yang menekan saya harus mundur dan saya tidak bisa diatur oleh siapa pun. Saya tidak berubah pikiran tapi pikiranlah yang mengubah keputusan saya,” katanya.
PT Trans Continent merupakan perusahaan yang bergerak di bidang multi moda transport, logistics & supply chain dengan core business di bidang industri pertambangan, perminyakan, energi serta perdagangan domestik maupun internasional dengan 19 cabang di Indonesia, dua di luar negeri (Perth & Manila) serta jaringan kerja di 80 negara. Perusahaan ini dirintis pada 2003 di Balikpapan, Kalimantan serta memiliki sekitar 400 karyawan dan 450 unit alat-alat kerja baik ukuran besar, sedang dan kecil.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020