Organda Aceh meminta pemerintah, baik pusat maupun daerah, ikut memikirkan nasib pekerja di sektor angkutan yang kini ikut terdampak virus corona atau COVID-19.

"Persoalan sekarang, banyak angkutan umum, terutama antarprovinsi tidak beroperasi karena COVID-19. Masyarakat diminta semua berdiam di rumah," kata Ketua Organda Aceh H Ramli di Banda Aceh, Selasa.

Tidak beroperasi angkutan umum, kata H Ramli, menyebabkan banyak sopir, kernet, maupun karyawan perusahaan angkutan tidak bekerja. Tidak bekerjanya mereka, tentu tidak mendapat penghasilan.

Apalagi sekarang ini jumlah penumpang angkutan umum antarprovinsi anjlok hingga 70 persen. Dari Banda Aceh tidak ada penumpang, begitu juga sebaliknya, dari Medan juga tidak ada penumpang, kata H Ramli.

Jika begini, sebut H Ramli, bagaimana mereka menghidupi keluarga. Mereka tidak bisa bekerja dalam waktu lama. Apalagi pekerjaan mereka berdasarkan apa yang mereka kerjakan.

"Seperti sopir dan kernet, jika angkutan jalan, mereka ada uang. Jika kondisi seperti ini, tentu mereka tidak ada uang. Kami berharap ada solusi dari pemerintah," kata H Ramli.

Begitu juga dengan perusahaan, kata H Ramli, terutama armada angkutan yang dibeli secara kredit. Juga harus ada solusi bagaimana mereka membayar cicilan kredit jika angkutan umumnya tidak beroperasi.

"Kami berharap pemerintah, baik pusat maupun daerah ikut memikirkan persoalan pekerja di sektor angkutan umum. Kami juga mendukung pemerintah yang kini fokus menangani COVID-19," kata H Ramli.

Menyangkut dengan upaya pencegahan COVID-19, H Ramli mengatakan Organda Aceh sudah menyurati perusahan-perusahaan angkutan umum agar ikut berperan aktif mengantisipasi penyebaran virus corona.

"Kami mengimbau operator atau perusahaan angkutan umum untuk melakukan penyemprotan armada secara berkala, meminta penumpang dan  kru mencuci tangan serta pemeriksaan suhu," kata H Ramli.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020