Warga Banda Aceh masih mengalami krisis air bersih sejak beberapa bulan belakangan karena air PDAM yang mereka terima lebih sering angin yang keluar dari kran.

Azhari, warga Gampong Ateuk Munjeng, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh di Banda Aceh, Minggu mengaku pelayanan air bersih yang diterima lebih sering macet ketimbang airnya lancar.

"Air hanya lancar pada tengah malam. Hampir setiap malam saya begadang untuk mendapatkan air bersih. Jika tidak, tidak ada air bersih untuk kebutuhan sehari-hari," kata Azhari.

Tidak hanya di rumahnya saja, sedikitnya empat rumah kerabat dan tetangganya juga mengalami hal serupa. Air PDAM hanya mengalir pada tengah malam. Selain dari waktu tersebut, hanya angin yang keluar dari kran.

Azhari mengungkapkan di saat masyarakat diminta di rumah saja untuk mencegah penyebaran COVID-19, namun pelayanan dasar masyarakat seperti air bersih tidak dipenuhi.

"Buktinya, saya masih merasakan krisis air bersih hingga kini. Saya berharap masalah air bersih ini bisa dituntaskan seperti janji Wali Kota yang menyatakan persoalan air bersih selesai pada awal 2020," ketus Azhari.

Direktur PDAM Tirta Daroy T Novizal Aiyub yang dikonfirmasi berulang kali tidak menjawab panggilan telepon. 

Sebelum, saat kampanye pilkada, Aminullah Usman mencalonkan diri sebagai Wali Kota Banda Aceh, menjanjikan persoalan air bersih di ibu kota Provinsi Aceh tersebut tuntas sebelum 2019 berakhir. 

Namun, janji tersebut berubah menjadi awal 2020. Akan tetapi, hingga bulan ke empat 2020, air bersih masih menjadi masalah di beberapa wilayah di Kota Banda Aceh.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020