Warga di Kampung Pedekok, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah, mengeluhkan seringnya terjadi banjir dan air meluap ke badan jalan ketika hujan.

Menurut warga hal itu terjadi karena saluran air di ruas jalan tersebut sering tak mampu menampung debit air saat hujan karena hanya memiliki satu saluran saja.

Salah seorang warga Arif Nurdin mengatakan ruas jalan nasional yang menghubungkan Aceh Tengah dengan Kabupaten Gayo Lues itu baru saja selesai dibangun untuk peningkatan badan jalan.

Namun karena adanya perubahan saluran air saat pengerjaan peningkatan badan jalan tersebut kata dia telah berakibat pada seringnya terjadi banjir dan air meluap ke badan jalan ketika hujan.

"Sekarang saluran airnya jadi satu. Jadi semua air dari atas (Bukit) itu turun kemari kalau hujan. Makanya selalu banjir disini, airnya meluap. Itu setiap hujan pasti terjadi," kata Arif Nurdin, Senin.

Dia menuturkan dampak dari kondisi tersebut telah banyak merugikan warga disana.

Menurutnya kolam-kolam ikan dan areal persawahan milik warga disana paling terdampak kerusakan setiap banjir terjadi.

"Kalau banjir, itu ikan di kolam entah kemana. Tahun kemarin saya ada enam kolam yang hangus. Kalau dikaji tahun sebelumnya lagi itu tahun 2018 ada sembilan kolam yang hangus," tutur Arif Nurdin.

Sementara Reje (Kepala) Kampung Pedekok Nurdin Taha mengatakan dampak banjir yang kerap terjadi tidak hanya dirasakan oleh warga di desanya tapi juga desa tetangga.

"Kalau dampaknya dua desa, Pedekok dan Kampung Wih Lah," sebut Nurdin Taha.

Menurut Nurdin solusi dari masalah ini adalah harus dilakukan penataan ulang saluran air di ruas jalan tersebut dengan memecahnya menjadi dua saluran.

"Memang ini harus dibuat dua saluran, agar airnya bisa terbagi," ujarnya.

Untuk ini warga setempat juga telah melaporkannya langsung kepada Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar.

Shabela bersama warga meninjau lokasi pada Senin siang dan berjanji akan menuntaskan persoalan tersebut.

Bupati ini juga menyayangkan pengerjaan proyek ruas jalan nasional tersebut masih memberikan dampak negatif bagi warga setempat karena desain atau penataan saluran air yang tidak sesuai.

"Jadi begitu saja solusinya, buatkan lagi jadi dua saluran," kata Shabela Abubakar kepada jajarannya.


 

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020