Kelompok perempuan di Kabupaten Aceh Tengah memproduksi sendiri masker kain untuk dibagi-bagikan gratis kepada warga yang membutuhkan.

Kegiatan sosial ini diberi nama Gerakan Sejuta Masker. Hingga saat ini sudah ada ratusan masker yang diproduksi dan dibagi-bagikan secara gratis untuk dimanfaatkan sebagai alat pelindung diri (APD) di tengah pandemi COVID-19.

Gerakan ini rencananya akan terus berlanjut selama masa darurat pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) berlangsung untuk menyediakan kebutuhan masker bagi masyarakat serta petugas medis hingga mencapai jutaan masker.

Baca juga: Pemprov Aceh produksi 1 juta masker untuk masyarakat

Penggagas kegiaatan ini Sri Rahmawati Nazar bersama seorang ibu rumah tangga bernama Priska mengaku tergugah hatinya untuk bisa membantu sesama.

"Kami mengajak teman-teman yang punya keahlian menjahit dan punya waktu luang untuk bisa bergabung bersama kami, menjahit masker bersama," kata Priska di Takengon, Rabu (8/4).

Baca juga: Bank Aceh sumbang 2.000 masker untuk Aceh Tengah

Priska menuturkan untuk pendanaan gerakan sejuta masker ini pihaknya membuka donasi dan menerima sumbangan dalam bentuk apapun yang bisa digunakan untuk pembuatan masker kain.

"Buat teman-teman yang mau berdonasi bisa berupa kain, yaitu kain flanel, kain katun, kain bedung, dan lain-lain. Selain kain syiffon. Bisa juga uang untuk pembelian kain," tutur Priska.

Baca juga: Polres Aceh Timur bagikan 1.000 masker gratis

Sementara dengan terus meningkatnya permintaan masker saat ini kata Priska pihaknya kemudian juga menerima donasi masker jadi siap pakai untuk dibagikan.

Menurutnya respon masyarakat untuk gerakan sejuta masker ini sangat baik. Banyak pihak menunjukkan kepeduliannya dengan ikut berdonasi dan juga turut menyumbang sejumlah masker jadi siap pakai.

"Kami juga menerima sumbangan masker kesehatan untuk dibagikan kepada petugas medis," ujarnya.

Ide untuk gerakan sejuta masker ini bukanlah sesuatu hal baru bagi Priska dan Sri Rahmawati Nazar.

Sri Rahmawati Nazar menuturkan ia pernah membuat gerakan yang sama pada saat bencana kabut asap melanda Indonesia pada tahun lalu.

"Awalnya terpikir lagi untuk membuat gerakan pembagian masker cuma-cuma. Kemudian saya bersama adik ipar saya sepakat, kalau masker yang sudah jadi nanti akan dibagikan gratis ke siapa saja yang membutuhkan. Tapi ada juga yang kami jual dengan harga yang memang seharusnya miring," tutur Sri Rahmawati Nazar.

"Kemudian saya berpikir kalau kegiatan pembagian masker ini pasti tidak efektif kalau jumlahnya hanya sedikit. Alhamdulillah kemudian bertemu Kak Priska Misran istri Bang Mis, ownernya Mie Pangsit Ijo. Kami sepakat untuk bekerjasama," ujarnya lagi.

Sri Rahmawati mengatakan bahwa masker kain yang diproduksi memang bukanlah masker standar kesehatan.

Namun menurutnya masker tersebut masih layak jika hanya digunakan oleh masyarakat biasa saat berada di luar rumah.

Sementara untuk para petugas medis kata dia masker kain sangat berguna untuk dijadikan pelapis masker kesehatan yang dipakai saat sedang bertugas sebagai garda terdepan penanganan COVID-19.

"Apalagi sekarang ketersediaan masker di pasaran sudah langka, harganya juga melambung. Saya harap teman-teman di daerah lain pun bisa melakukan gerakan yang sama untuk sejuta masker ini, agar bisa mengcover kebutuhan masyarakat di seluruh Aceh," tutur Sri.

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020