Camat Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Edi Iwansyah Putra menjelaskan bahwa tuntutan sejumlah warga Kampung Antara yang meminta agar bantuan langsung tunai atau BLT disalurkan merata sulit untuk dipenuhi.
"Jadi tadi sudah kita jelaskan bahwa ada syarat-syarat bagi penerima BLT, pertama tidak boleh double dengan PKH, kemudian BPNT, BST, pra kerja, tapi masyarakat menuntut bagi rata BLT itu, kan tidak mungkin," kata Edi Iwansyah Putra.
Baca juga: Demo warga terkait BLT kembali terjadi di Bener Meriah
Edi sendiri mengaku juga turun langsung menemui warga saat aksi demo berlangsung.
Menurutnya ia juga telah berupaya menjelaskan kepada warga tentang kriteria dan mekanisme penyaluran BLT.
Namun untuk tuntutan warga yang tetap menginginkan agar BLT disalurkan merata, Edi mengaku akan mencoba mengkoordinasikannya dulu dengan pihak inspektorat kabupaten setempat.
Selain itu kata Edi warga juga menuntut agar penyaluran bantuan ketahanan pangan dalam bentuk bibit dan pupuk senilai Rp500.000,- dari Pemkab setempat agar disalurkan dalam bentuk tunai.
"Jadi besok kesimpulannya kami sampaikan kepada warga apakah disetujui, kami ke inspektorat dulu untuk konsultasi," tutur Edi.
Dalam hal ini Edi berharap agar warga dapat memahami aturan dan mekanisme terkait penyaluran BLT sehingga tidak menyalahkan pihak aparatur kampung.
"Di Permendes Nomor 6 Tahun 2020 sudah dijelaskan, di Juknis Bupati juga sudah dijelaskan mekanismenya, jadi kita tetap mempedomani hal itu. Agar kedepan para reje dan aparatur desa tidak terjerat oleh kegiatan-kegiatan di luar aturan itu," ucapnya.
"Artinya jangan menuntut aparatur desa untuk menggolkan permintaan yang di luar ketentuan," kata Edi lagi.
Aksi warga di desa ini berlangsung tertib dengan penjagaan pihak keamanan dari unsur TNI dan Polri.
Tidak ada tindakan anarkis yang dilakukan warga walau aksi berlangsung alot.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
"Jadi tadi sudah kita jelaskan bahwa ada syarat-syarat bagi penerima BLT, pertama tidak boleh double dengan PKH, kemudian BPNT, BST, pra kerja, tapi masyarakat menuntut bagi rata BLT itu, kan tidak mungkin," kata Edi Iwansyah Putra.
Baca juga: Demo warga terkait BLT kembali terjadi di Bener Meriah
Edi sendiri mengaku juga turun langsung menemui warga saat aksi demo berlangsung.
Menurutnya ia juga telah berupaya menjelaskan kepada warga tentang kriteria dan mekanisme penyaluran BLT.
Namun untuk tuntutan warga yang tetap menginginkan agar BLT disalurkan merata, Edi mengaku akan mencoba mengkoordinasikannya dulu dengan pihak inspektorat kabupaten setempat.
Selain itu kata Edi warga juga menuntut agar penyaluran bantuan ketahanan pangan dalam bentuk bibit dan pupuk senilai Rp500.000,- dari Pemkab setempat agar disalurkan dalam bentuk tunai.
"Jadi besok kesimpulannya kami sampaikan kepada warga apakah disetujui, kami ke inspektorat dulu untuk konsultasi," tutur Edi.
Dalam hal ini Edi berharap agar warga dapat memahami aturan dan mekanisme terkait penyaluran BLT sehingga tidak menyalahkan pihak aparatur kampung.
"Di Permendes Nomor 6 Tahun 2020 sudah dijelaskan, di Juknis Bupati juga sudah dijelaskan mekanismenya, jadi kita tetap mempedomani hal itu. Agar kedepan para reje dan aparatur desa tidak terjerat oleh kegiatan-kegiatan di luar aturan itu," ucapnya.
"Artinya jangan menuntut aparatur desa untuk menggolkan permintaan yang di luar ketentuan," kata Edi lagi.
Aksi warga di desa ini berlangsung tertib dengan penjagaan pihak keamanan dari unsur TNI dan Polri.
Tidak ada tindakan anarkis yang dilakukan warga walau aksi berlangsung alot.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020