Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Banda Aceh mengaku, membatasi kegiatan penyuluhan ke warga kota akibat dampak melonjaknya jumlah kasus COVID-19 di wilayah setempat.
"Karena pandemi COVID-19, jadi kita membatasi jumlah peserta. Per hari hanya dua kecamatan, pagi dan siang," ujar Kepala DP3AP2KB Kota Banda Aceh, Cut Azharida di Banda Aceh, Senin.
Ia menyebut, kegiatan sosialisasi dalam program bangga kencana kepada para penyuluh Keluarga Berencana (KB) di dua kecamatan dari total sembilan kecamatan dengan 90 gampong (desa), yakni Syiah Kuala dan Ulee Kareng di ibu kota Provinsi Aceh.
Kegiatan sosialisasi yang merupakan bagian dari penyuluhan pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana tersebut berlangsung sejak Selasa 18 Agustus tahun ini.
"Ada perubahan strategi penggarapan program. Dulu difokuskan pada masalah kependudukan dan Keluarga Berencana (KB), sekarang lebih fokus pada pembangunan keluarga," tuturnya.
Program bangga kencana menitikberatkan kepada keluarga dalam melakukan berbagai intervensi program yang dilaksanakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) baik tingkat provinsi maupun Satuan Kerja Perangkat Kabupaten/Kota (SKPK) pengelola program KB di daerah.
"Program ini diarahkan, bagaimana keluarga mempunyai rencana berkeluarga, punya anak, pendidikan, dan sebagainya. Sehingga nanti akan terbentuk keluarga-keluarga berkualitas," ungkapnya.
Meski demikian, pihaknya berharap kepada setiap tenaga penyuluh baik kecamatan maupun desa agar dapat melakukan tugas yang sudah diberikan di tengah masa pandemi ini.
"Pembantu Keluarga Berencana (PKB), dan Sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) yang bertugas di tingkat gampong tetap melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka, meski dalam keadaan COVID-19 saat ini," terang Cut.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP3AP2KB Kota Banda Aceh, Julianti, menambahkan, pihaknya juga memberikan pemahaman dalam melaksanakan protokol kesehatan disetiap kegiatan penyuluhan.
"Kita menyampaikan kepada mereka tentang pelaksanaan protokol kesehatan pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh, terkait dengan program bangga kencana," jelasnya.
Sari Mawarni, tenaga penyuluh di Gampong Pineung, Kecamatan Syiah Kuala, mengklaim, mayoritas penyuluh dewasa ini mengaku bingung akibat pesan tingkat tersampaikan, karena warga enggan membuka pintu rumah.
"Kalau saat masa pandemi ini, kendala kami tidak bisa door to door. Karena ada beberapa warga yang tidak membuka pintu ketika kami ke rumah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
"Karena pandemi COVID-19, jadi kita membatasi jumlah peserta. Per hari hanya dua kecamatan, pagi dan siang," ujar Kepala DP3AP2KB Kota Banda Aceh, Cut Azharida di Banda Aceh, Senin.
Ia menyebut, kegiatan sosialisasi dalam program bangga kencana kepada para penyuluh Keluarga Berencana (KB) di dua kecamatan dari total sembilan kecamatan dengan 90 gampong (desa), yakni Syiah Kuala dan Ulee Kareng di ibu kota Provinsi Aceh.
Kegiatan sosialisasi yang merupakan bagian dari penyuluhan pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana tersebut berlangsung sejak Selasa 18 Agustus tahun ini.
"Ada perubahan strategi penggarapan program. Dulu difokuskan pada masalah kependudukan dan Keluarga Berencana (KB), sekarang lebih fokus pada pembangunan keluarga," tuturnya.
Program bangga kencana menitikberatkan kepada keluarga dalam melakukan berbagai intervensi program yang dilaksanakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) baik tingkat provinsi maupun Satuan Kerja Perangkat Kabupaten/Kota (SKPK) pengelola program KB di daerah.
"Program ini diarahkan, bagaimana keluarga mempunyai rencana berkeluarga, punya anak, pendidikan, dan sebagainya. Sehingga nanti akan terbentuk keluarga-keluarga berkualitas," ungkapnya.
Meski demikian, pihaknya berharap kepada setiap tenaga penyuluh baik kecamatan maupun desa agar dapat melakukan tugas yang sudah diberikan di tengah masa pandemi ini.
"Pembantu Keluarga Berencana (PKB), dan Sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) yang bertugas di tingkat gampong tetap melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka, meski dalam keadaan COVID-19 saat ini," terang Cut.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP3AP2KB Kota Banda Aceh, Julianti, menambahkan, pihaknya juga memberikan pemahaman dalam melaksanakan protokol kesehatan disetiap kegiatan penyuluhan.
"Kita menyampaikan kepada mereka tentang pelaksanaan protokol kesehatan pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh, terkait dengan program bangga kencana," jelasnya.
Sari Mawarni, tenaga penyuluh di Gampong Pineung, Kecamatan Syiah Kuala, mengklaim, mayoritas penyuluh dewasa ini mengaku bingung akibat pesan tingkat tersampaikan, karena warga enggan membuka pintu rumah.
"Kalau saat masa pandemi ini, kendala kami tidak bisa door to door. Karena ada beberapa warga yang tidak membuka pintu ketika kami ke rumah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020